Komunikasi Diplomatik
Lord
Strang menyatakan dalam bukunya yang berjudul The Foreign Office (1954:171) bahwa Komunikasi Diplomatik merupakan
pelaksanaan hubungan antarpemerintah negara melalui wakil-wakil yang ditunjuk
untuk hal tersebut. Komunikasi berkaitan dengan pengelolaan segala urusan
Negara oleh para duta besar dan duta di luar Negeri berdasarkan petunjuk yang
diberikan oleh Menteri luar negeri, maka dari hal tersebut bahwa komunikasi
diplomatik diperlukan keterampilan dalam mengelola urusan antarnegara itu
dibawah kendali kemenlu dan perwakilan-prwakilan asing setempat.
Ketentuan
seluruh urusan resmi antarnegara harus dilakukan oleh, dari, dan melalui
menteri luar negeri jika urusan itu berkaitan erat dengan ketentuan hukum
antarnegara mengenai kedudukan menteri luar negeri. Jalur komunikasi antara
kemenlu dan perwakilan-perwakilan asing setempat dianggap begitu penting
sehingga jalur tersebut sangat pantang untuk diabaikan maupun dilanggar. Hal
tersebut berarti, jika perwakilan asing memiliki suatu keperluan atau urusan,
hal tersebut “harus” disampaikan melalui saluran kemenlu setempat dan tidak
boleh berhubungan langsung dengan instansi lain. Keharusan ini berdasarkan
pedoman serta prinsip hubungan luar negeri sebagai berikut:
1. Politik
luar negeri merupakan satu kesatuan dan tidak terbagi
2. Untuk
tertibnya pengurusan masalah internasional, disyaratkan agar komunikasi
antarpemerintah dilakukan oleh dan dari menteri luar negeri.
3. Seluruh
urusan resmi dengan negara penerima (pemerintah setempat) dipercayakan kepada
perwakilan diplomatik dari negara pengirim atau melaui departemen / kemeterian
luar negeri.
Setiap
Diplomat perlu memiliki kemampuan untuk menyusun ide-ide dan menungkapkan ide
idenya dengan kata-kata yang baik. Seorang diplomat harus bisa berkomunikasi
dengan baik, karena Komunikasi yang baik adalah yang berkualitas dan dapat
mendatangkan manfaat bagi yang terlibat. Bahasa Diplomat adalah bahasa yang
terkontrol secara emosional dan memakai kata-kata yang terpilih. Seorang
diplomat perlu membuat pihak-pihak yang ingin dipengaruhiya merasa senang,
menyimpan rasa hormat dan kagum kepada identitas-identitas yang dekat pada
dirinya. Hal sulit dalam komuniksi diplomatik adalah menyakinkan pihak
pendengar untuk memahami kondisi yang ada dan memiliki cara untuk
mengontrolnya.
Selain
itu sangat penting memiliki kesan yang mendalam dan sensasi, karena kesan dapat
ditunjukan dengan bahasa tubuh, melalui sikap dan perilaku yang dalam
berinteraksi dan diperkuat dengan menunjukan respon yang cepat dan tepat saat
sedang menyampaikan sebuah ide. Tugas diplomat salah satunya adalah dengan
mempengaruhi persepsi dan pilihan-pilihan yang ada di pihak lain, yang
dilakukan dengan menggunakan bahasa, simbol-simbol yang dapat memikat hati.
Pidato Diplomatik
Ø Pidato
diplomatik diberikan untuk menunjukan posisi terhadap sesuatu menerangkan apa
yang harus dilakukan sambil membujuk orang-orang agar masuk kepihaknya
Ø Perumusan
pidato diplomatik sangatlah penting karena setiap kata dalam pidato diplomatik
akan dimaknai oleh para pendengarnya dengan mengacuh pada kepentingan pihaknya.
Struktur Diplomatik
Terdapat
empat struktur diplomatik
1. Kata
pembuka
Contoh:
Ø Your
Majesties
Ø Your
Excellencis - head of state and goverment
Ø Your
Excellencis minister – high commision and ambassador
Ø Distinguish
delegates- observer and guest ladies and gentlement
Contoh: Pembukaan pidato si atas
diberikan H.E. Taboo Mbeki (Presiden Afrika Sealatan)dalam acara pembukaan
konferensi Non Blok 2003.Tidak menyebutkan nama oran melainkan hanya jabatan
dan kolektivitar yang hadir.
2. Pidato
Diplomatik berisi ucapan Terima kasih dan pujian kepada tuan rumah dan
momunitas diplomatik yang harir dan yang disasar melalui pertemuan itu. (Rasa
Ketersanjungan).
3. (Summoning
Coorperation), mengutarakan tujuan mengajak kerjasama sambil menunjukan
keinginan pihaknya untuk bkerja bersama-sama dengan pihak yang disasar melalui
diplomasi itu. Pada bagian ini juga termasuk mengungkapkan kejadian-kejadian
situasi yang mendorong kepada keinginan itu termasuk semangat nilai-nilai dan
prinsip-prinsip yang mendasarinya.
4. Bagian
akhirnya adalah penutup dan kesimpulan. Di isi dengan penekanan-penekanan
tentang pandangannya atas sesuatu yang dipersoalkan, meminta kebersamaan,
kerjasama dan himbauan agar mengikuti.
Pemilihan bahasa
Negosiasi
Dalam pelaksaan, pada taraf dan tahap
negosiasi atau Diplomasi Internasional, Bahasa yang digunakan perlu disepakati.
Di dalam Konferensi Internasional, bahasa dan ungkapan yang digunakan memiliki
gaya tertentu, pengungkapannya ada yang bersifat formal, ada yang informal.
Tergantung pada tempat, situasi dan kondisi. Tapi tetap memiliki gaya yang
eksklusif. Banyak variasi pertanyaan dan ungkapan (ekspresisions and phrases)
yang dipakai didalam pertemuan internasional, dengan berbagai fungsi. Ada yang
untuk mengajukan usul, ada yang menyatakan permintaan maaf. Ada yang untuk
menyatakan penghargaan. Banyak frase dan ungkapan yang digunakan dalam setiap
Konferensi Internasional yaitu :
1. Presenting
An Argument ( menyampaikan alasan yang logis dan masuk akal) :
Beginning
:
1.
I would like to begin by ... ,
2.
I would like to comment on the problem of ...
Ordering :
1. First
of all, we must bear in mind...
2. To
begin with..
Introducing a New Point :
1. I
would now like to turn briefly to the problem of...
2. Turning
to...
Adding:
1. In
addition...
2. I
might add that...
Giving
an Example:
1. Let
me give an Exemple...
2. To
Illiustreate this point, let us consider...
Balancing:
1. On
the one hand... but on the order hand...
2. Although...,
we mustn’t forget...
Generalising:
1. On
the whole, ...
2. In
General,...
Starting
1. I’d
rsther.. than...
2. I
prefer... to...
Conclding:
1. I’d
like to conclude by starting that...
2. I
would now like to conclude my comments by
2. Opinions
(Opini-Opini)
Asking for an Opinion :
1. What’s
your position on...
2. What
do you think of...?
Asking
for reaction :
1. I
wonder if you’d like to comment, Mr less?
2. Where
exacly do you stand on this issue?
Giving
strong option:
1. I
firmly believe that...
2. It’s
my belief that...
Giving
neutral options :
1. I
think that...
2. In
my opinion...
3. As
i see it...
4. From
my point of view...
Giving
tentative :
1. It
seems to me that...
2. I
would say that...
3. Agreeing
and Disagreeing
Strong agreement :
1. I
completely agree.
2. I’m
of exactly the same opinion
3. I
am in total agreement
Neutral
agreement:
1. I
agree.
2. I
think we are in agreement on that.
Partial
agreement:
1. I
agree in principle, but...
Soft
strong disagreement:
1. With
respect...
2. Frankly...
Softening
neutral disagreement:
1. I’m
afraid..
2. I’m
sorry...
Strong
disagreement:
1. I
totally disagree with you.
2. I
don’t agree at all.
4. Interrupting
(interupsing)
Interrupting :
1. May
i interrupt you for a moment?
2. I’d
like to...
Taking
the floor:
1. Could
i come in at this ponit?
2. If
i could say a word about...
Commenting:
1. I
wonder if i coukd comment on that last point?
Coming
back to a point:
1. As
i was saying...
2. To
return to...
Preventing
an interruption
1. If
i might just finish...
2. If
you would allow me to continue...
5. Clarifying
( menjelaskan)
Asking for confirmatin:
1. Would
i be correct in saying that...?
2. Are
you saying that...?
Asking
for a repetition
1. You
go over it again please?
2. I’m
afraid i don’t undersand- what you mean
6. Questioning
(bertanya, menyoal)
Asking general question
1. I
would you mind...?
2. May
i ask...
Asking
for further information
1. Could
you give us – some 4 details about...?
2. Culd
you ^expand on that?
7. Proposals
(usulan-usulan)
Proposals, recommendations
and suggestios- strong :
1. I
strongly recommend that...
2. In
my view, the only 3viable solution is...
Proposals,
recommendations and suggestios- neutral
1. I
1propose that..
2. My
2proposal is that...
Expressing
total support :
1. I
am fully in favour of...
2. I
3totally agree with...
8.
Opposition ( menolak)
9.
Importance and
certainly (penting dan pasti)
10.
Compromising (kompromi)
DAFTAR
PUSTAKA:
Noor, Amirudin.”
KOMUNIKASI-NEGOSIASI-DIPLOMASI: “TRIOLOGI”. Jakarta selatan: PT. Upakara
Sentosa Sejahtera, 2014.
Shoelhi, Mohammad. DIPLOMASI: Praktik
Diplomasi Internasional. Bandung: Sembiosa Rekatama Media, 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar