Komunikasi Diplomatik
Seorang
diplomat berfungsi sebagai pemberi informasi yang dibutuhkan kepada
pemerintahannya ia membantu proses perumusan politik luar negeri. Tak hanya
itu, diplomat juga berfungsi untuk tetap memberi informasi kepada
pemerintahannya tentang peristiwa-peristiwa up-to-date
negeri dimana ia ditempatkan, maka di sisi lain juga merupakan tugasnyalah
untuk menjelaskan kebijaksanaan pemerintahannya kepada pemerintah lain untuk
memenuhi tujuan-tujuan itu.
Tugas para
pejabat diplomatik adalah mewakili negara di negara akreditasi, sebagai
penghubung antara pemerintahan kedua negara, mengikuti berbagai perkembangan
yang terjadi serta melaporkannya ke negara pengirim, melindungi warga negara
dan berbagai kepentingan negaranya di negara akreditasi. Tugas para diplomatik
yang lainnya bukan hanya terbatas pada pengamatan terhadap masalah-masalah
politik, ekonomi, keamanan, kebudayaan dan ilmu pengetahuan, namun juga dengan
negara setempat ikut berusaha menangani masalah-masalah yang bersifat regional
dan internasional atau menyangkut kepentingan bersama.
Dalam
menjalankan tugas diplomatik, komunikasi merupakan bagian terpenting untuk
mencapai tujuan yang kita inginkan. Apabila komunikasi hendak diarahkan kepada
maksud mempengaruhi, seperti yang merupakan bagian dari negosiasi, maka pesan
yang hendak disampaikan mesti didukung berbagai faktor. Misalnya kesan apa yang
hendak kita tanamkan pada pendengar sehingga pendengar itu merasakan kebenaran
yang kita katakan. Bagaimana pula memaknai ucapan dan ungkapan pihak mitra
bicara. Urutan kegiatan kontak menyampaikan dan menerima pesan itu adalah unsur
pokok dalam kegaiatan lobby yang pada
gilirannya sampai kepada diplomasi. Kemampuan berkomunikasi penting karena
untuk menyampaikan dan menerima sesuatu kepada dan dari orang lain. Hal ini
juga merupakan kemampuan dasar dalam hubungan internasional menjadi kunci dalam
negosiasi dan diplomasi.
Perspektif Diplomatik
Lazim dilakukan secara interpersonal atau kelompok kecil (small group)
lewat jalur diplomatik; komunikasi langsung antara pejabat tinggi negara untuk
bekerjasama atau menyelesaikan konflik, memelihara hubungan bilateral atau
multilateral, memperkuat posisi ataupun meningkatkan reputasi negara di tengah
pergaulan internasional. Dilakukan pada konferensi pers, pertemuan politik,
forum internasional di tingkat PBB atau forum regional, atau bahkan pada
pertemuan diplomatik seperti jamuan makan malam (kenegaraan).
Dalam Perspektif Diplomatik, Komunikasi Internasional adalah kegiatan
komunikasi yang dilakukan pemerintah atau negara dengan pemerintah atau negara
lain melalui saluran diplomatik. Jalur diplomatik lebih sering ditempuh melalui
komunikasi langsung antar pejabat tinggi Negara atau utusan khusus yang ditunjuk.
Lingkup kegiatan
diplomasi/aktivitas diplomatik :
Diplomasi dapat dilakukan
dalam konteks :
1. Hubungan bilateral (antar dua negara)
2. Hubungan Regional (antar negara dalam satu kawasan regional : ASEAN, Uni Eropa.
3. Hubungan multilateral / global (antar banyak negara sebagai masyarakat
internasional
Apa
yang dikomunikasikan :
- Menjelaskan posisi negara kita dalam isyu internasional tertentu yang
dibahas dalam konperensi internasional.
- Membicarakan dan memahami posisi negara lain dalam isyu internasional
tertentu yang menjadi perhatian dan kepentingan bersama.
- Komunikasi yang diperlukan dalam rangka mengadakan pendekatan, lobby, dan
negosiasi.
- Menindaklanjuti pembicaraan bilateral (formal dan informal antar Dubes atau
antar Ketua Delegasi)
- Melaporkan hasil konperensi internasional yang diikuti, serta seluruh
akivitas diplomasi yang telah dilakukan.
Hambatan dalam komunikasi internasional : bahasa, perbedaan kultur, hambatan ditingkat pelaksanaan/implementasi.
Terjadi karena implementasi suatu keputusan itu dilaksanakan oleh pihak lain
(instansi lain).
ETIKA KOMUNIKASI
Komunikasi yang baik adalah yang
dilaksanakan dengan tanggungjawab dan etis. Hal ini bukan berarti harus
senantiasa menyatakan sesuatu dengan cara menyenangkan hati orang lain. Hal
yang perlu adalah landasan kejujuran dan kebenaran yang ada pada saat yang sama
memperhatikan hak-hak orang lain. Menjunjung martabat kemanusiaan dan tetap
membuka kesempatan pada lawan bicara; bukannya sebaliknya memaksanya untuk
sependapat. Cara ini sejalan dengan teknik negosiasi yang menetapkan bahwa negotiation is not about outwitting or
taking advantage of others. It is about arriving at shared solution to a
problem.
Komunikator yang efektif adalah
komunikator yang memahami daya kepatutan, yang memiliki kemampuan menyatakan
ide-idenya pada waktu yang tepat, tempat yang tepat dan situasi yang tepat.
KOMUNIKASI KONSTRUKTIF
Sebagai diplomat yang menjadi
perwakilan diluar negeri perlu memerhatikan etika dalam berkomunikasi. Etika
komunikasi selalu dapat terpelihara bila kita berpegang kepada penyampaian dan
pencapaian melalui pembicaraan yang bermutu.
Create quality talk. Jelmakanlah pembicaraan bermutu. Kuncinya adalah
mempertahankan pembicaraan yang kosntruktif. Gunakanlah respon yang positif dan
hindarkan bersikap reaktif. Reaktif yaitu adalah sikap yang lebih mengutamakan
kata tidak.
Mendengar dan mempertimbangkan lebih
dahulu pendapat mitra bicara memiliki kekuatan tersendiri. Pertama adalah mitra
bicara merasa sangat dihargai oleh perhatian yang kita tunjukkan. Kedua, ada
cukup kesempatan bagi kita mendalami ungkapan-ungkapannya. Ketiga, melalui
pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan, mitra itu sungguh-sungguh akan
merasakan bahwa “kelebihan-kelebihannya” kita akui.
PENYELARASAN
Apabila lawan bicara kita adalah
orang yang juga memahami seluk beluk berkomunikasi, maka akan tercapai
keseimbangan yang saling menguntungkan. Keduanya akan saling menunjukkan rasa
hormat serta mudah menemukan landasan bicara yang sama. Untuk dapat saling
merebut hati, jauhilah upaya memanipulasi, sengaja atau tidak sengaja.
Memanipulasi artinya menggunakan taktik-taktik untuk secara tidak terpuji
menarik manfaat dari lawan bicara. Padahal yang perlu adalah tetap menyadarkan
diri kita supaya tertib. Terlebih lagin untuk tetap membangun motivasi mendorong
mencapai tujuan berlandaskan kepercayaan. Tunjukkan empati untuk membangun
hubungan sosial yang berkualitas. Puji lawan bicara apabila memang tepat untuk
memujinya dengan sikap tulus.
Kualitas yang unggul adalah
kejujuran dan integritas. Hal ini tidak mengurangi kewajaran untuk berbeda
pendapat atau kemampuan untuk menyanggah. Bila sikap itu perlu, tak usah
nyatakan dengan berlebihan, mendominasi dan menekan. Bertanya untuk mendorong
lawan bicara mengungkapkan dirinya sendiri adalah baik; akan tetapi hindarkan
pertanyaan yang bersifat konfrontasional.
KRITIK DAN PERIHAL DENGAN SEJAWAT
SEKERJA
Sesama rekan sekerja yang keliru
menjalankan tugasnya, hindarkan mengkritik orangnya. Kritik hasil kerjanya dan
seketika itu pula tunjukkan bagaimaa cara mengerjakan pekerjaan itu agar
diperoleh hasil lebih memuaskan. Tunjukkan kepercayaan kita bahwa dia memang
sanggup mengerjakan yang ditetapkan kepadanya.
Hindari sarkasme, pernyataan yang
pahit dan ironis yang dimaksudkan untuk menyinggung perasaan. Sarkasme dapat
menyebabkan perasaan seseorang kurang bernilai. Padahal komunikasi yang baik
adalah yang dapat saling memperkuat, saling membangun. Bila perasaan lawan
bicara atau bawahan dibangkitkan, mereka akan lebih siap memenuhi harapan kita.
Sarkasme adalah penghancur hubungan.
PENAMPILAN
Seluruh upaya yang disebutkan diatas
akan berhasil apabila diiringi oleh sikap, gerak dan gaya pendukung. Ekspresi
wajah kita ketika kita menyetujui pendapat orang lain, mesti sejalan dnegan
pernyataan persetujuan itu dengan sinkron. Wajah bisa mengkhianati ucapan
begitu pula sebaliknya. Tatapan dan ekspresi mata mudah terbaca. Oleh karena
itu, sebaiknya kita secara penuh kesadaran menilai ekspresi mata dan wajah
lawan bicara.
Penampilan dan perangkat pakaian
yang kita kenakan membawa pengaruh tertentu. Gaya kita berjalan, duduk,
intonasi dan pitch suara kita. Mulai
dari nada, volumenya dan sikap bersahaja. Berpakaian yang pantas dan cocok
dengan situasi dan kondisi yang dihadapi adalah sudah semestinya. Namun tetap
perlu dipertimbangkan kesan apa yang ingin kita harapkan dari orang yang kita
hadapi.
PERSONAL DAN INTERPERSONAL
Pembentukan konsep dari diri kita
umumnya timbul dari grup acuan (reference
group). Grup acuan ini memiliki norma tertentu yang dapat secara emosional
mengikat dan berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri kita. Dipandang dari
sisi acuan, setiap orang awalnya dibentuk oleh masyarakat lingkungannya.
Sukses
komunikasi interpersonal banyak tergantung pada kualitas konsep diri sendiri.
Apakah kita memandang diri kita positif atau negatif.
Positif:
·
Yakin mampu mengatasi masalah
·
Merasa setara dengan orang lain
·
Menerima pujian tanpa pura-pura
rendah hati
·
Menyadari perasaan dan kebutuhan
orang lain
·
Mampu memperbaiki diri sendiri, dan
·
Transparan
Negatif:
·
Peka terhadap kritik
·
Sering menghindari dialog terbuka
·
Responsif sekali terhadap pujian
·
Pengeluh
·
Sukar mengakui kelebihan orang lain
·
Sulit mengemukakan gagasan
·
Tidak mampu berbicara di depan umum
·
Hiperkritis
·
Cenderung merasa tidak disenangi
orang lain
·
Pesimistis terhadap kompetisi
·
Cenderung sekecil mungkin
berkomunikasi
·
Menghindari situasi berkomunikasi
ATRAKSI INTERPERSONAL
Hubungan interpersonal memiliki
dayanya sendiri. Ada daya yang mendorong ke arah saling menyenangi; ada daya
yang saling menghindar, yaitu siapa tertarik tertarik pada siapa; dan siapa
saling menghindar terhadap siapa. Suasana ini terkait pada faktor personal dan
situasional. Personal itu adalah sifat dan pembawaan seseorang; dan situasional
adalah ketika apa dan dalam kondisi apa hubungan itu terjadi. Orang saling
menyenangi karena antara mereka terdapat kesamaan dan saling menghindar bila
antara mereka terdapat perbedaan. Dalam komunikasi sebaiknya dicari proses yang
mengkondisikan supaya tercapai keseimbangan. Komunikasi interpersonal yang
efektif adalah apabila pertemuan menyenangkan komunikan yang melakukan
komunikasi. Kebalikan dari itu bahwa komunikasi tersebut tidak efektif.
Beberapa
pandangan untuk menghindarkan konflik interpersonal yang tidak bermanfaat
adalah:
·
Bangun saling pengertian di dalam
tim.
·
Pahami bahwa semua anggota tim
memiliki kepentingan yang sah.
·
Mengertilah bahwa tidak ada satu pandangan
pun yang harus lebih unggul dari yang lainnya.
·
Perlakukan semua anggota tim dengan
penuh martabat dan rasa hormat.
·
Bangun kepercayaan.
·
Tetapkan norma atau syarat-syarat
bagaimana untuk saling berinteraksi.
Norma-norma
yang dapat dipertimbangkan adalah:
·
Perhatikan ide orang lain.
·
Ide kita adalah untuk berbagi; bukan
untuk dipaksakan.
·
Akui bahwa mungkin ada ide lebih
dari satu yang bisa dipandang tepat.
·
Akui bahwa ada ada saja hal yang
tidak bisa dipastikan (ketepatannya).
HAKEKAT KOMUNIKASI ANTAR MANUSIA
Komunikasi yang memiliki keutamaan
adalah yang mengandung dan menekankan
kepada “isinya”, dan bersifat memperkokoh hubungan dan perlu adanya rambu-rambu untuk
mengaturnya. Meskipun rumit, komunikasi mau tidak mau, tetap perlu ada (inescapable). Sekali komunikasi itu
diluncurkan, maka dia tidak bisa ditarik mundur (irreversible).
Komunikasi yang dibahas disini
adalah yang mengandung hal yang baik, yaitu emphasizes
content and relationship yang memadukan niat, keakraban, efektif,
mengandung kejujuran, integritas, dan kualitas unggul serta memiliki daya
dorong (assertive) dan yang tidak
diktatorial. Komunikasi yang dalam banyak hal tidak terlepas dari upaya
mempengaruhi.
KONFLIK DAN SOLUSI
Tata cara mengatasi konflik (conflict management) sebaiknya terlebih
dahulu diketahui apakah sengketa itu hendak terjurus pada konfrontasi yang
berorientasi “menang-kalah”, atau akan dicoba dengan membangun orientasi
“menang-menang”. Pihak lain adalah non-confrontational.
Cara ini berintikan “mundur setapak”, menghindar dari konfrontasi atau salah
satu pihak mengalah pada yang lain.
Dalam hal ini singkirkan kemungkinan
rasa tidak senang pada lawan; sebaliknya fokus kepada masalah. Fokus kepada
kepentingan bersama dengan coba melahirkan sebanyak mungkin opsi untuk
memecahkan persoalan yang dihadapi. Selanjutnya ambil setiap keputusan
semata-mata atas landasan yang objektif. Namun, dengan apa yang disebut konflik
diatas sebenarnya lebih banyak terjadi dalam hubungan dengan pertemuan di dalam
kelompok dan dalam skala lebih kecil seperti hubungan interpersonal.
Pentingnya
komunikasi internasional bagi para diplomat pada umumnya sudah diakui secara
luas. Dengan mempelajari komunikasi internasional, seseorang dapat memahami
bagaimana menciptakan dan memelihara hubungan internasional yang dinamis. Komunikasi
diplomatik juga tidak terlepas dari ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan
secara internasional.
Sumber:
Roy, S.L.,1991, Diplomasi, Jakarta :
Rajawali Pers
Noor, Amiruddin., 2014, Komunikasi Negosiasi Diplomasi, PT. Upakara Sentosa Sejahtera: Jakarta
Noor, Amiruddin., 2014, Komunikasi Negosiasi Diplomasi, PT. Upakara Sentosa Sejahtera: Jakarta
http://leochandra94.blogspot.co.id/2014/05/komunikasi-internasional-dalam_21.html
diakses pada tanggal 19 Oktober 2016, pukul 17.53.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar