Fungsi dan Ruang
Lingkup Diplomasi
Diplomasi menurut para ahli :
1.
K. Panikar dalam The
Principle and Practice of Diplomacy adalah seni mengedepankan kepentingan suatu
negara dalam hubungannya dengan negara lain.
2. Sir
Emest Satow dalam Guide to Diplomatic Practice yaitu the aplicatio of
intelligence and tact to conduct of official relations between the government
of independent states (penerapan kepandaian dan taktik pada pelaksanaan
hubungan resmi antar pemerintah negara-negara berdaulat).
3.
Ivo D. Duchacek yaitu
pelaksanaan politik luar negeri suatu negara melalui cara negoisasi
dengan cara lain.
4. Clausewitz
yaitu perang merupakan kelanjutan dari diplomasi dengan cara lain.
5. WW.
Kulski yaitu perumusan dan pelaksanaan politik luar negeri.
Tujuan diplomasi
adalah pengamanan kepentingan negara sendiri di samping untuk menjamin
keuntungan maksimum negara sendiri. Politik luar negeri sering disamakan dengan
kepentingan nasional negara, sehingga perumusan politik luar negeri yang
realistis tergantung pada taksiran cadangan kekuatan nasional dan sumber daya
yang tersedia. Keefektifan diplomasi suatu negara bergantung pada sejauh mana
kekuatannya, yaitu kemampuan menempatkan penekanan yang benar pada setiap
keadaan tertentu atau lebih instrumen termasuk penggunaan kekuatan. Selain
memang itu merupakan kenyataan yang diterima bahwa “negotiation from strength”
merupakan anjuran yang benar. Tanpa kekuatan militer pendukung, tidak satu
negara pun yang bisa menghindari tekanan atas kepentingan vitalnya. Hubungan
diplomatik suatu negara akan tercapai apabila setiap negara mempunyai sikap
saling pengertian, menghormati dan dapat diperoleh keuntungan dari hubungan
diplomatik tersebut. Hubungan diplomatik tidak dapat terjalin karena suatu
tekanan dan ancaman (non violence), sebab pada dasarnya hubungan diplomatik
terjalin karena adanya suatu sikap saling membutuhkan.
Fungsi utama
diplomasi adalah negosiasi. Diplomasi mempunyai ruang lingkup menyelesaikan
perbedaan-perbedaan dan menjamin kepentingan-kepentingan negara-negara melalui
negosiasi yang sukses. Negosiasi dilakukan untuk mengedepankan kepentingan
negara. Penyelesaian negosiasi yang berhasil sangat bergantung pada ideologi
yang mereka yakini dalam bentuk tatanan dunia yang mereka inginkan dan
cara-cara yang mereka pakai. Bilamana dua bangsa mempunyai pandangan ideologi
yang sama, negosiasi antara keduanya sering mudah berhasil dan
perbedaan-perbedaan gampang diselesaikan. Tetapi apabila mereka merupakan
anggota dua blok yang bermusuhan dan mereka berada dalam ketidakcocokan yang
besar atas sebagian tujuan dan cara-cara politik luar negeri mereka, maka
mereka umumnya sangat sulit untuk mencapai persetujuan bahkan pada masalah
kecil sekalipun. Dengan demikian keberhasilan diplomasi sering dibatasi oleh
faktor-faktor ideologi.
Menurut S.L Roy, terdapat beberapa
metode dalam dunia diplomasi. Metode ini kemudian memiliki beberapa teknik atau
tatacara tersendiri dalam mengaplikasikan diplomasi secara utuh. Beberapa
metode dan teknik diplomasi memperkaya pengetahuan akan dunia diplomasi dengan
semua aktivitasnya, namun tidak dapat pula digeneralisir, bahwa itulah yang paling
tepat dan mesti dipraktikkan oleh semua diplomat untuk penanggulangan
permasalahan.Sjahrir, misalnya, walaupun ada kemiripan dengan teknik-teknik
yang sudah dirumuskan oleh ahli, fakta-fakta sejarah
memperlihatkan
manuver diplomasi Sjahrir mengandung unsur-unsur yang unik, relevan untuk
masanya, dan memiliki keistimewaan untuk diplomasi Indonesia dalam konteksnya.
Metode
yang pertama yaitu :
a. Metode
diplomasi melalui konferensi. Konferensi digelar untuk membicarakan masalah
mendesak tentang strategi dan politik semasa perang, demi keberhasilan perang,
untuk membicarakan hal-hal mengenai perang,membangun aliansi, dan membahas
kebutuhan perang.
b. Metode
diplomasi melalui preventif diplomasi. Preventif diplomasi merupakan satu
metode diplomasi yang digunakan untuk mencegah perselisihan yang timbul antar
negara atau yang timbul antara pemerintahan dan kelompok minoritas, mencegah agar
konflik tidak menjadi terbuka, menyebar dan apabila mungkin diperkecil.
c. Metode
diplomasi melalui diplomasi perjuangan.
Daftar
Pustaka
Roy,
S.L. 1995.”Diplomasi”.PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Emilia,
Ranny. 2013.”Praktek Diplomasi”.Baduosemedia: Jakarta.
Benjaoui,
Mohammed. 2000.”The Fundamentals of Preventif Diplomacy”.Routledge: New York.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar