Kamis, 15 September 2016

Diplomasi - Agustin Ratna Sari (2014230103)



Fungsi dan Ruang Lingkup Diplomasi

              Diplomasi menurut para ahli :
1.    K. Panikar dalam The Principle and Practice of Diplomacy adalah seni mengedepankan kepentingan suatu negara dalam hubungannya dengan negara lain.
2.    Sir Emest Satow dalam Guide to Diplomatic Practice yaitu the aplicatio of intelligence and tact to conduct of official relations between the government of independent states (penerapan kepandaian dan taktik pada pelaksanaan hubungan resmi antar pemerintah negara-negara berdaulat).
3.    Ivo D. Duchacek yaitu pelaksanaan politik luar negeri suatu negara melalui cara negoisasi dengan cara lain.
4.    Clausewitz yaitu perang merupakan kelanjutan dari diplomasi dengan cara lain.
5.    WW. Kulski yaitu perumusan dan pelaksanaan politik luar negeri.
Tujuan diplomasi adalah pengamanan kepentingan negara sendiri di samping untuk menjamin keuntungan maksimum negara sendiri. Politik luar negeri sering disamakan dengan kepentingan nasional negara, sehingga perumusan politik luar negeri yang realistis tergantung pada taksiran cadangan kekuatan nasional dan sumber daya yang tersedia. Keefektifan diplomasi suatu negara bergantung pada sejauh mana kekuatannya, yaitu kemampuan menempatkan penekanan yang benar pada setiap keadaan tertentu atau lebih instrumen termasuk penggunaan kekuatan. Selain memang itu merupakan kenyataan yang diterima bahwa “negotiation from strength” merupakan anjuran yang benar. Tanpa kekuatan militer pendukung, tidak satu negara pun yang bisa menghindari tekanan atas kepentingan vitalnya. Hubungan diplomatik suatu negara akan tercapai apabila setiap negara mempunyai sikap saling pengertian, menghormati dan dapat diperoleh keuntungan dari hubungan diplomatik tersebut. Hubungan diplomatik tidak dapat terjalin karena suatu tekanan dan ancaman (non violence), sebab pada dasarnya hubungan diplomatik terjalin karena adanya suatu sikap saling membutuhkan.
Fungsi utama diplomasi adalah negosiasi. Diplomasi mempunyai ruang lingkup menyelesaikan perbedaan-perbedaan dan menjamin kepentingan-kepentingan negara-negara melalui negosiasi yang sukses. Negosiasi dilakukan untuk mengedepankan kepentingan negara. Penyelesaian negosiasi yang berhasil sangat bergantung pada ideologi yang mereka yakini dalam bentuk tatanan dunia yang mereka inginkan dan cara-cara yang mereka pakai. Bilamana dua bangsa mempunyai pandangan ideologi yang sama, negosiasi antara keduanya sering mudah berhasil dan perbedaan-perbedaan gampang diselesaikan. Tetapi apabila mereka merupakan anggota dua blok yang bermusuhan dan mereka berada dalam ketidakcocokan yang besar atas sebagian tujuan dan cara-cara politik luar negeri mereka, maka mereka umumnya sangat sulit untuk mencapai persetujuan bahkan pada masalah kecil sekalipun. Dengan demikian keberhasilan diplomasi sering dibatasi oleh faktor-faktor ideologi.
Menurut S.L Roy, terdapat beberapa metode dalam dunia diplomasi. Metode ini kemudian memiliki beberapa teknik atau tatacara tersendiri dalam mengaplikasikan diplomasi secara utuh. Beberapa metode dan teknik diplomasi memperkaya pengetahuan akan dunia diplomasi dengan semua aktivitasnya, namun tidak dapat pula digeneralisir, bahwa itulah yang paling tepat dan mesti dipraktikkan oleh semua diplomat untuk penanggulangan permasalahan.Sjahrir, misalnya, walaupun ada kemiripan dengan teknik-teknik yang sudah dirumuskan oleh ahli, fakta-fakta sejarah
memperlihatkan manuver diplomasi Sjahrir mengandung unsur-unsur yang unik, relevan untuk masanya, dan memiliki keistimewaan untuk diplomasi Indonesia dalam konteksnya.
Metode yang pertama yaitu :
a.       Metode diplomasi melalui konferensi. Konferensi digelar untuk membicarakan masalah mendesak tentang strategi dan politik semasa perang, demi keberhasilan perang, untuk membicarakan hal-hal mengenai perang,membangun aliansi, dan membahas kebutuhan perang.
b.      Metode diplomasi melalui preventif diplomasi. Preventif diplomasi merupakan satu metode diplomasi yang digunakan untuk mencegah perselisihan yang timbul antar negara atau yang timbul antara pemerintahan dan kelompok minoritas, mencegah agar konflik tidak menjadi terbuka, menyebar dan apabila mungkin diperkecil.
c.       Metode diplomasi melalui diplomasi perjuangan.

Daftar Pustaka
Roy, S.L. 1995.”Diplomasi”.PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Emilia, Ranny. 2013.”Praktek Diplomasi”.Baduosemedia: Jakarta.
Benjaoui, Mohammed. 2000.”The Fundamentals of Preventif     Diplomacy”.Routledge: New York.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar