Kamis, 29 September 2016

Tipe-tipe Diplomasi dan Instrumen Diplomasi - Adinda saraswati (2014230063)




Tipe-tipe Diplomasi dan Instrumen Diplomasi


Diplomasi mempunyai peran yang sangat beragam dan banyak di dalam hubungan internasional. Didalam zaman modern diplomasi telah dikatagorikan menurut mode yang dipakai dalam hubungan-hubungan diplomatik. Di dalam dunia yang terdiri dari berbagai negara berdaulat ini dua faktor diplomasi dan hukum internasional yang paling penting dalam pemeliharaan perdamaian. Ada beberapa tipe atau kategori diplomasi menurut Harold Nicholson antara lain:
1.      Diplomasi Komersial, Diplomasi perdagangan atau shop keeper
Merupakan diplomasi borjouis atau diplomasi sipil yang didasarkan pada anggapan bahwa penyelesaian kompromis antar mereka yang berselisih melalui negosiasi adalah umumnya lebih menguntungkan dari pada menghancurkan total musuh-musuh selama perang dunia dan perang dingin, berbagai tindakan ekonomi sering merupakan sarana paling efektif  dalam melakukan perlawanan
2.      Diplomasi Demokratis
Ketika masa diplomasi tradisional (diplomasi rahasia), kerahasiaan tidak hanya kepada rakyat umum, tetapi juga kepada wakil-wakil rakyat terpilih. Dengan munculnya diplomasi terbuka timbul tuntutan kuat bahwa diplomasi harus dijalankan secara terus terang dan terbuka serta memperoleh pengawasan penuh dari publik. Harold Nicholson menerangkan teori dari dasar diplomasi demokratis sebagai berikut, Diplomat sebagai abdi negara, bertanggung jawab kepada Menteri Luar Negeri, dan Menteri Luar Negeri sebagai kabinet bertanggung jawab terhadap kehendak rakyat yang berdaulat.
3.      Diplomasi Totaliter
Dalan mengejar politik luar negeri dan hubungan-hubungan diplomatiknya, negara-negara totaliter mempunyai kecenderungan yang tetap. Mereka biasanya mempunyai sikap agresif dalam menghadapi rivalnya dalam hubungan diplomatik mereka. Nicholson dan para ahli barat lainnya telah menyatakan beberapa sifat khusus diplomatik totaliter. Salah satunya adalah bahwa totaliter pembuatan keputusan tidak berada dibawah pengawasan rakyat. Dalam negara totaliter kekuasaan tertinggi diterapkan pada satu orang atau sedikit orang. Mereka biasa mengambil keputusan cepat tanpa melalui debat terlebih dahulu dalam legislative atau forum luas lainnya, tanpa adanya kebocoran rahasia dan dapat dijamin keamanan nya.

4.      Diplomasi melalui Konferensi
Sesudah Perang Dunia 1 muncul tipe baru diplomasi melalui konferensi yang terorganisir dan permanen, seiring dengan terbentuknya organisasi-organisasi internasional seperti LBB ( Liga bangsa-bangsa) yang kemudian diikuti dengan terbentuknya PBB ( Perserikatan bangsa-bangsa) setelah perang dunia II LBB yang diciptakan sesudah PD I, bertindak sebagai forum internasional dimana para wakil negara-negara membicarakan kepentingan yang saling menguntungkan atau bertentangan, dan berusaha untuk memecahkannya melalui perundingan. LBB tidak dapat bertahan lama dan mengalami kegagalan disebabkan oleh ketidak ikut sertaan negara-negara besar dan ketidakpatuhan negara-negara besar yang menjadi anggota untuk menepati prinsip dan kesepakatan yang telah disetujui.
Hal ini berbeda dengan PBB yang merupakan badan dunia dimana semua bangsa di dunia ingin memiliki perwakilan. Keanggotaan PBB dianggap sebagai sebuah pengakuan status kedaulatandan penerimaan yang universal sebagai Partner dalam masyarakat bangsa-bangsa. Oleh karena itu diplomasi yang dilakukan oleh PBB memperoleh konotasi, yaitu
A.    Diplomasi Multilateral yaitu diplomasi yang dilakukan karena melibatkan banyak pihak atau Negara-negara
B.     Diplomasi Publik yaitu diplomasi yang dilakukan didepan umum, dimana publikdapat mengetahui proses diplomasi secara transparan
C.     Diplomasi konferensi yaitu diplomasi yang diadakan melalui konferensi-konferensi,rapat atau pertemuan secara berkala
D.    Diplomasi parlementer yaitu diplomasi yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur-prosedur dan teknik-teknik parlementer seperti debat umum, pemungutansuara atau voting dan sebagainya
E.     Diplomasi blok atau kelompok yaitu diplomasi yang dalam pelaksanaannyamelibatkan kelompok-kelompok atau blok-blok  yang ada di dunia
f. Diplomasi mayoritas yaitu diplomasi yang keputusannya dilakukan melalui pemungutan suara oleh mayoritas

5.      Diplomasi Diam-Diam 
Prosedur diplomasi diam-diam yang dilaksanakan di PBB tidak berbeda dengan praktek-prakter diplomasi modern. Dalam periode transisi, dimana diplomasi rahasiatradisional telah ketinggalam zaman tetapi dunia baru belum mampu menyesuaikan dirisepenuhnya kepada diplomasi publik, diplomasi diam-diam melakukan peran yang bisa dijalankan
Dalam mengusahakan keberhasilan diplomasi ini, peranan Sekretaris Jendral PBB sangat besar sebagai katalisator dalam memudahkan diplomasi diam-diam serta sebgai penengah bagi pertukaran informasi, pandangan dan sumber saran bagi negosiasi dan rekonsiliasi. Sekretaris Jenderal PBB dalam melaksanakan diplomasi diam-diam memiliki peran ganda, yaitu bisa berperan dalam tingkat-tingkat awal sebelum diskusi umum suatu masalah, atau bisa memasuki fase-fase yang mengikuti sebuah diskusi umum.
6.      Diplomasi Preventif Diplomasi
Menurut Inis Claude Jr diplomasi prefentif Ini merupakan fungsi penetral untuk dijalankan sejauh mungkin oleh negara-negara yang sikap tidak memihaknya dalam perang dingin diimbangi oleh komitmen untuk membuat PBB sebagai penyeimbang hubungan internasional yang efektif dalam era perang dingin. Diplomasi preventif adalah diplomasi yang memiliki upaya untuk mencegah adanya perang baik yang dilakukan oleh negara yang memiliki power maupun negara yang tidak memiliki power. 
7.      Diplomasi Sumberdaya
Diplomasi ini merupakan usaha diplomasi yang dilakukan oleh negara-negara untuk memperoleh, menggunakan dan mempertahankan bahan-bahan mentah yang langka dan penting bagi keuntungan negaranya. Sumberdaya bahan-bahan penting dan langka (minyak bumi, besi, baja, batubara, uranium, dll) mempunyai peranan besar dalam perkembangan industri, ekonomi, bahkan politik suatu negara. Bahan-bahan tersebut juga dapat mendukung pertambahan kekuatan suatu negara. Negara-negara yang tidak memiliki bahan mentah akan berusaha memperoleh penguasaan wilayah yang mempunyai bahan tersebut. Usaha ini sering menimbulkan pertarungan atau konflik yang berkepanjangan.


Instrumen Diplomasi
Instrumen bisa dikatakan sebagai suatu alat bantu atau strategi dalam melakukan Diplomasi. Strategi atau alat bantu inilah yang bisa membantu seseorang diplomat atau kepala negara dalam membantu diplomasinya kepada Negara lain yang ingin di tuju. Suatu negara bisa mencapai tujuan-tujuan diplomatiknya melalui berbagai macam cara. Menurut kautilya, ini bisa dilakukan dengan penerapan suatu atau kombinasi beberapa prinsip dari empat prinsip utama diplomasi yaitu Sama, Dana, Danda dan Bedha perdamaian atau negosiasi, memberi hadiah atau konsesi, menciptakan perselisihan, mengancam, atau menggunakan kekuatan nyata. Para penulis modern menyatakan bahwa dalam rangka mencapai tujuan diplomatiknya, suatu negara menjalankan tiga model tingkah lakunya cooperation, accommodation dan opposition (kerja sama,penyesuaian dan penentangan). Kerja sama dan penyesuaian bisa dicapai melalui negosiasi yang membuahkan hasil. Apabila suatu negoisasi gagal mencapai tujuan bisa dilakukan melalui cara damai, penentangan dalam berbagai bentuk termasuk pengunaan bentuk kekuatan diambil sebagai gantinya. Meski bedha membuat perselisihan atau memecah belah tidak memperoleh cukup pengakuan sebagai suatu instrument diplomasi yang penting dari para penulis barat, tetapi manfaatnya tidak bisa dipungkiri. Ini bisa dianggap sebagai sarana penting yang dipakai oleh diplomasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.


Sumber:
Roy, S.L 1991. Diplomasi. Rajawali, press. Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar