Tipe-tipe
Diplomasi dan Instrumen Diplomasi
Diplomasi
mempunyai peran yang sangat beragam dan banyak di dalam hubungan internasional.
Didalam zaman modern diplomasi telah dikatagorikan menurut mode yang dipakai
dalam hubungan-hubungan diplomatik. Di dalam dunia yang terdiri dari berbagai
negara berdaulat ini dua faktor diplomasi dan hukum internasional yang paling
penting dalam pemeliharaan perdamaian. Ada beberapa tipe atau
kategori diplomasi menurut Harold Nicholson antara lain:
1. Diplomasi
Komersial, Diplomasi perdagangan atau shop keeper
Merupakan diplomasi borjouis atau diplomasi sipil
yang didasarkan pada anggapan bahwa penyelesaian kompromis antar mereka yang
berselisih melalui negosiasi adalah umumnya lebih menguntungkan dari pada
menghancurkan total musuh-musuh selama perang dunia dan perang dingin, berbagai
tindakan ekonomi sering merupakan sarana paling efektif dalam melakukan perlawanan
2. Diplomasi
Demokratis
Ketika masa diplomasi tradisional (diplomasi
rahasia), kerahasiaan tidak hanya kepada rakyat umum, tetapi juga kepada
wakil-wakil rakyat terpilih. Dengan munculnya diplomasi terbuka timbul tuntutan
kuat bahwa diplomasi harus dijalankan secara terus terang dan terbuka serta
memperoleh pengawasan penuh dari publik. Harold Nicholson menerangkan teori
dari dasar diplomasi demokratis sebagai berikut, Diplomat sebagai abdi negara,
bertanggung jawab kepada Menteri Luar Negeri, dan Menteri Luar Negeri sebagai
kabinet bertanggung jawab terhadap kehendak rakyat yang berdaulat.
3. Diplomasi
Totaliter
Dalan mengejar politik luar negeri dan
hubungan-hubungan diplomatiknya, negara-negara totaliter mempunyai
kecenderungan yang tetap. Mereka biasanya mempunyai sikap agresif dalam
menghadapi rivalnya dalam hubungan diplomatik mereka. Nicholson dan para ahli
barat lainnya telah menyatakan beberapa sifat khusus diplomatik totaliter.
Salah satunya adalah bahwa totaliter pembuatan keputusan tidak berada dibawah
pengawasan rakyat. Dalam negara totaliter kekuasaan tertinggi diterapkan pada
satu orang atau sedikit orang. Mereka biasa mengambil keputusan cepat tanpa
melalui debat terlebih dahulu dalam legislative atau forum luas lainnya, tanpa
adanya kebocoran rahasia dan dapat dijamin keamanan nya.
4. Diplomasi
melalui Konferensi
Sesudah Perang Dunia 1 muncul tipe baru diplomasi
melalui konferensi yang terorganisir dan permanen, seiring dengan terbentuknya
organisasi-organisasi internasional seperti LBB ( Liga bangsa-bangsa) yang
kemudian diikuti dengan terbentuknya PBB ( Perserikatan bangsa-bangsa) setelah
perang dunia II LBB yang diciptakan sesudah PD I, bertindak sebagai forum
internasional dimana para wakil negara-negara membicarakan kepentingan yang
saling menguntungkan atau bertentangan, dan berusaha untuk memecahkannya
melalui perundingan. LBB tidak dapat bertahan lama dan mengalami kegagalan
disebabkan oleh ketidak ikut sertaan negara-negara besar dan ketidakpatuhan
negara-negara besar yang menjadi anggota untuk menepati prinsip dan kesepakatan
yang telah disetujui.
Hal ini berbeda dengan PBB yang merupakan badan
dunia dimana semua bangsa di dunia ingin memiliki perwakilan. Keanggotaan PBB
dianggap sebagai sebuah pengakuan status kedaulatandan penerimaan yang
universal sebagai Partner dalam masyarakat bangsa-bangsa. Oleh karena itu diplomasi
yang dilakukan oleh PBB memperoleh konotasi, yaitu
A. Diplomasi
Multilateral yaitu diplomasi yang dilakukan karena melibatkan banyak pihak atau
Negara-negara
B. Diplomasi
Publik yaitu diplomasi yang dilakukan didepan umum, dimana publikdapat
mengetahui proses diplomasi secara transparan
C. Diplomasi
konferensi yaitu diplomasi yang diadakan melalui konferensi-konferensi,rapat atau
pertemuan secara berkala
D. Diplomasi
parlementer yaitu diplomasi yang dilaksanakan dengan mengikuti
prosedur-prosedur dan teknik-teknik parlementer seperti debat umum,
pemungutansuara atau voting dan sebagainya
E. Diplomasi
blok atau kelompok yaitu diplomasi yang dalam pelaksanaannyamelibatkan
kelompok-kelompok atau blok-blok yang
ada di dunia
f. Diplomasi mayoritas yaitu diplomasi yang
keputusannya dilakukan melalui pemungutan suara oleh mayoritas
5. Diplomasi
Diam-Diam
Prosedur diplomasi diam-diam yang dilaksanakan di
PBB tidak berbeda dengan praktek-prakter diplomasi modern. Dalam periode
transisi, dimana diplomasi rahasiatradisional telah ketinggalam zaman tetapi
dunia baru belum mampu menyesuaikan dirisepenuhnya kepada diplomasi publik,
diplomasi diam-diam melakukan peran yang bisa dijalankan
Dalam mengusahakan keberhasilan diplomasi ini,
peranan Sekretaris Jendral PBB sangat besar sebagai katalisator dalam
memudahkan diplomasi diam-diam serta sebgai penengah bagi pertukaran informasi,
pandangan dan sumber saran bagi negosiasi dan rekonsiliasi. Sekretaris Jenderal
PBB dalam melaksanakan diplomasi diam-diam memiliki peran ganda, yaitu bisa
berperan dalam tingkat-tingkat awal sebelum diskusi umum suatu masalah, atau
bisa memasuki fase-fase yang mengikuti sebuah diskusi umum.
6. Diplomasi
Preventif Diplomasi
Menurut Inis Claude Jr diplomasi prefentif Ini
merupakan fungsi penetral untuk dijalankan sejauh mungkin oleh negara-negara
yang sikap tidak memihaknya dalam perang dingin diimbangi oleh komitmen untuk
membuat PBB sebagai penyeimbang hubungan internasional yang efektif dalam era
perang dingin. Diplomasi preventif adalah diplomasi yang memiliki upaya untuk
mencegah adanya perang baik yang dilakukan oleh negara yang memiliki power
maupun negara yang tidak memiliki power.
7. Diplomasi
Sumberdaya
Diplomasi ini merupakan usaha diplomasi yang
dilakukan oleh negara-negara untuk memperoleh, menggunakan dan mempertahankan
bahan-bahan mentah yang langka dan penting bagi keuntungan negaranya.
Sumberdaya bahan-bahan penting dan langka (minyak bumi, besi, baja, batubara,
uranium, dll) mempunyai peranan besar dalam perkembangan industri, ekonomi, bahkan
politik suatu negara. Bahan-bahan tersebut juga dapat mendukung pertambahan
kekuatan suatu negara. Negara-negara yang tidak memiliki bahan mentah akan
berusaha memperoleh penguasaan wilayah yang mempunyai bahan tersebut. Usaha ini
sering menimbulkan pertarungan atau konflik yang berkepanjangan.
Instrumen Diplomasi
Instrumen
bisa dikatakan sebagai suatu alat bantu atau strategi dalam melakukan
Diplomasi. Strategi atau alat bantu inilah yang bisa membantu seseorang
diplomat atau kepala negara dalam membantu diplomasinya kepada Negara lain yang
ingin di tuju. Suatu negara bisa mencapai tujuan-tujuan diplomatiknya melalui
berbagai macam cara. Menurut kautilya, ini bisa dilakukan dengan penerapan
suatu atau kombinasi beberapa prinsip dari empat prinsip utama diplomasi yaitu
Sama, Dana, Danda dan Bedha perdamaian atau negosiasi, memberi hadiah atau
konsesi, menciptakan perselisihan, mengancam, atau menggunakan kekuatan nyata.
Para penulis modern menyatakan bahwa dalam rangka mencapai tujuan
diplomatiknya, suatu negara menjalankan tiga model tingkah lakunya cooperation,
accommodation dan opposition (kerja sama,penyesuaian dan penentangan). Kerja
sama dan penyesuaian bisa dicapai melalui negosiasi yang membuahkan hasil.
Apabila suatu negoisasi gagal mencapai tujuan bisa dilakukan melalui cara
damai, penentangan dalam berbagai bentuk termasuk pengunaan bentuk kekuatan
diambil sebagai gantinya. Meski bedha membuat perselisihan atau memecah belah
tidak memperoleh cukup pengakuan sebagai suatu instrument diplomasi yang
penting dari para penulis barat, tetapi manfaatnya tidak bisa dipungkiri. Ini
bisa dianggap sebagai sarana penting yang dipakai oleh diplomasi untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
Sumber:
Roy,
S.L 1991. Diplomasi. Rajawali, press. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar