Tipe
– Tipe Diplomasi
Di
dalam zaman modern ini diplmasi telah banyak dikategorikan menurut metode yang
digunakan dalam hubunga-hubungan diplomatik. Kategori – kategori tersebut ialah
:
A. Diplomasi
Komersial
Menurut
Harold Nicholson diplomasi komersial yaitu diplomasi borjuis atau diplomasi sipil
yang didasarkan pada anggapan bahwa penyelesaian kompromis antara mereka yang
berselisih melalui negoisasi adalah “pada umumnya lebih menguntungkan daripada
penghancuran total musuh”. Dalam hal ini uang merupakan salah satu elemen
kekuatan nasional yang terpenting. Dari instrumen ekonomi, perdagangan adalah
yang paling penting, dan juga perniagaan, pemberi sanksi bantuan ekonomi juga
menjadi alat diplomasi saat ini.
B. Diplomasi
Demokratis
Dengan
munculnya diplomasi terbuka timbul tuntutan kuat bahwa diplomasi harus
dijalankan secara terus terang dan terbuka serta memperoleh pengawasan penuh
dari publik.
C.
Diplomasi Totaliter
Totaliterianisme
modern muncul sesudah Perang Dunia I. Pertumbuhannya disebabkan oleh berbagai
fakor, Antara lain, nasionalisme ekstrim, nasionalisme ekonomi dan pertimbangan
ideologis adalah yang paling penting vital dalam mengembangkan kecenderungan
totaliter. Nicholson menyatakan beberapa sifat khusus diplomasi totaliter,
salah satu segi yang menonjol adalah bahwa di negara totaliter pembuat
keputusan tidak berada dibawah pengawasan rakyat.
D.
Diplomasi Melalui
Konferensi
Diplomasi
melalui Konferensi secara bertahap muncul menjadi model mulai awal abad dua puluh.
Konferensi Hague pada tahun 1899 dan 1907 bisa dianggap oleh sebagian orang
sebagai contoh awal Diplomasi Konferensi. Pada Perang Dunia I Diplomasi melalui
konferensi digunakan sebagai sarana bagi negara-negara yang terlibat perang
untuk memn=bicarakan strategi perang agar berhasil.
E.
Diplomasi Diam-Diam
Dalam
mengusahakan keberhasilan diplomasi ini, peranan Sekretris Jenderal PBB sangat
besar sebagai katalisator dalam meudahkan keberhasilan diplomasi diam-diam serta sebagai penengah bagi pertukaran informasi,
pandangan dan sumber sarana bagi negoisasi dan rekonsiliasi.
F.
Diplomsi Preventif
Diplomasi
ini tumbuh dari teknik-teknik baru diplomasi yang berkembang di PBB dikarenakan
berbagai sebab. Diplomasi Preventif adalah diplomasi yang memiliki upaya untuk
mencegah adanya perang baik yang dilakukan oleh negara yang memiliki power
maupun negara yang tidak memiliki power.
G.
Diplomasi Sumber Daya
Diplomasi
ini merupakan usaha diplomasi yang dilakukan oleh negara-negara untuk
memperoleh, menggunakan dan mempertahankan bahan-bahan mentah yang langka dan
penting bagi keuntungan negaranya.
INSTRUMEN – INSTRUMEN DIPLOMASI
Ada
empat prinsip utama dari instrumen diplomasi menurut Kautilya dalam mencapai
tujuan-tujuan diplomatiknya, yakni sama, dana, danda dan bedha maksudnya ialah
perdamaian atau negoisasi, memberi hadiah atau konsesnsi, menciptakan
perselisihan, mengancam atau menggunakan kekuatan nyata. Sedangkan penulis
modern menyatakan tiga bentuk pencapaian diplomasi, antara lain kerja sama,
penyesuaian dan penentangan. Kerja sama dan penyesuaian bisa dicapai melalui
negosiasi yang membuahkan hasil. Apabila negosiasi gagal mencapai tujuan
melalui cara damai, penentagan dalam berbagai bentuk termasuk penggunaan
kekuatan diambil sebagai ganti. Selain itu instrumen diplomasi juga terdiri
dari dua macam instrumen yang dapat digunakan untuk melaksanakan diplomasi, yaitu :
a)
Departemen Luar Negeri
Deplu
merupakan instrumen diplomasi yang berkedudukan di ibu kota negara pengirim
serta menjadi otak pelaksanaan diplomasi suatu negara. Di Indonesia,e deplu
dipimpin menteri luar negeri yang dipilih dan diangkat oleh presiden.
b)
Perwakilan Diplomatik
Perwakilan
diplomatik merupakan instrumen diplomasi yang berkependudukan ibu kota negara
penerima dan merupakan pancaindra atau penyambung lidah dari kebijakan
diplomasi negara pengirim.
Dari
rangkuman diatas penulis berpendapat bahwa dizaman modern ini diplomasi sudah
berkembang pesat hingga muncul berbagai tipe-tipe diplomasi. Tentu saja
tipe-tipe diplomasi ini sudah ada sejak zaman Perang Dunia I hingga Perang
Dingin. Namun tipe-tipe diplomasi ini sudah berkembang dan tidak sepenuhnya sama
dengan diplomasi dizaman dahulu. Tipe-tipe diplomasi juga memiliki peran dan
fungsi yang berbeda-beda dalam menjalankan hubungan internasional serta
terdapat kekurangan dan kelebihan. Sebagai contoh kekurangan dari masalah
ratifikasi perjanjian oleh pihak legislatif dalam faktor yang membantu
terwujudnya kontrol demokratis atas diplomasi. Faktor ini menarik perhatian
seluruh dunia ketika terjadinya penolakan Senat Amerika untuk meratifikasi
Treaty of Versailles. Dalam pembentukan perjanjian itu Presiden Woodrow Wilson
yang terkenal dengan bersemangatnya dalam hal diplomasi terbuka, telah
mengambil bagian yang sangat penting. Tetapi ironinya adalah bahwa pada saat ia
merupakan eksponen utama gagasan “perjanjian terbuka yang dicapai secara
terbuka”, ia tidak melakukan perundingannya secara terbuka, dan dalam beberapa
fase mengambil cara yang sangat rahasia. Senat tidak mengetahui berbagai tahap
negosiasi yang dilakukan Wilson. Akibatnya adalah ketika Treaty of Versailles
yang didalamnya disertakan Piagam LBB diajukan kepada Senat, Senat menolak
menandatanganinya dengan alasan bahwa ia khawatir bahwa ratifikasinya akan
terlalu banyak melibatkan Amerika ke dalam politik internasional yang menurut
mayoritas anggota Senat, tidak vital bagi kepentingan nasional negara itu. Dari contoh kasus diatas kita dapat
menyimpulkan bahwa secara teoritis lembaga legislatif selalu mempunyai
kekuasaan ini. Tetapi kenyataannya tidak membuktikan hal itu.
Sumber
:
Roy,
S.L. 1991. Diplomasi. Jakarta. Rajawali.
https://www.scribd.com/mobile/doc/209179609/Tipe-Tipe-Diplomasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar