Kamis, 29 September 2016

Tipe - tipe Diplomasi dan Instrumen Diplomasi - Monica Devi Kusuma (2014230042)




Tipe – Tipe Diplomasi
            Di dalam zaman modern ini diplmasi telah banyak dikategorikan menurut metode yang digunakan dalam hubunga-hubungan diplomatik. Kategori – kategori tersebut ialah :
A.    Diplomasi Komersial
Menurut Harold Nicholson diplomasi komersial yaitu diplomasi borjuis atau diplomasi sipil yang didasarkan pada anggapan bahwa penyelesaian kompromis antara mereka yang berselisih melalui negoisasi adalah “pada umumnya lebih menguntungkan daripada penghancuran total musuh”. Dalam hal ini uang merupakan salah satu elemen kekuatan nasional yang terpenting. Dari instrumen ekonomi, perdagangan adalah yang paling penting, dan juga perniagaan, pemberi sanksi bantuan ekonomi juga menjadi alat diplomasi saat ini.
B.     Diplomasi Demokratis
Dengan munculnya diplomasi terbuka timbul tuntutan kuat bahwa diplomasi harus dijalankan secara terus terang dan terbuka serta memperoleh pengawasan penuh dari publik.
C.     Diplomasi Totaliter
Totaliterianisme modern muncul sesudah Perang Dunia I. Pertumbuhannya disebabkan oleh berbagai fakor, Antara lain, nasionalisme ekstrim, nasionalisme ekonomi dan pertimbangan ideologis adalah yang paling penting vital dalam mengembangkan kecenderungan totaliter. Nicholson menyatakan beberapa sifat khusus diplomasi totaliter, salah satu segi yang menonjol adalah bahwa di negara totaliter pembuat keputusan tidak berada dibawah pengawasan rakyat.
D.    Diplomasi Melalui Konferensi
Diplomasi melalui Konferensi secara bertahap muncul menjadi model mulai awal abad dua puluh. Konferensi Hague pada tahun 1899 dan 1907 bisa dianggap oleh sebagian orang sebagai contoh awal Diplomasi Konferensi. Pada Perang Dunia I Diplomasi melalui konferensi digunakan sebagai sarana bagi negara-negara yang terlibat perang untuk memn=bicarakan strategi perang agar berhasil.
E.     Diplomasi Diam-Diam
Dalam mengusahakan keberhasilan diplomasi ini, peranan Sekretris Jenderal PBB sangat besar sebagai katalisator dalam meudahkan keberhasilan diplomasi diam-diam  serta sebagai penengah bagi pertukaran informasi, pandangan dan sumber sarana bagi negoisasi dan rekonsiliasi.
F.      Diplomsi Preventif
Diplomasi ini tumbuh dari teknik-teknik baru diplomasi yang berkembang di PBB dikarenakan berbagai sebab. Diplomasi Preventif adalah diplomasi yang memiliki upaya untuk mencegah adanya perang baik yang dilakukan oleh negara yang memiliki power maupun negara yang tidak memiliki power.
G.    Diplomasi Sumber Daya
Diplomasi ini merupakan usaha diplomasi yang dilakukan oleh negara-negara untuk memperoleh, menggunakan dan mempertahankan bahan-bahan mentah yang langka dan penting bagi keuntungan negaranya.

INSTRUMEN – INSTRUMEN DIPLOMASI
            Ada empat prinsip utama dari instrumen diplomasi menurut Kautilya dalam mencapai tujuan-tujuan diplomatiknya, yakni sama, dana, danda dan bedha maksudnya ialah perdamaian atau negoisasi, memberi hadiah atau konsesnsi, menciptakan perselisihan, mengancam atau menggunakan kekuatan nyata. Sedangkan penulis modern menyatakan tiga bentuk pencapaian diplomasi, antara lain kerja sama, penyesuaian dan penentangan. Kerja sama dan penyesuaian bisa dicapai melalui negosiasi yang membuahkan hasil. Apabila negosiasi gagal mencapai tujuan melalui cara damai, penentagan dalam berbagai bentuk termasuk penggunaan kekuatan diambil sebagai ganti. Selain itu instrumen diplomasi juga terdiri dari dua macam instrumen yang dapat digunakan untuk melaksanakan diplomasi,  yaitu :
a)      Departemen Luar Negeri
Deplu merupakan instrumen diplomasi yang berkedudukan di ibu kota negara pengirim serta menjadi otak pelaksanaan diplomasi suatu negara. Di Indonesia,e deplu dipimpin menteri luar negeri yang dipilih dan diangkat oleh presiden.
b)      Perwakilan Diplomatik
Perwakilan diplomatik merupakan instrumen diplomasi yang berkependudukan ibu kota negara penerima dan merupakan pancaindra atau penyambung lidah dari kebijakan diplomasi negara pengirim.

Dari rangkuman diatas penulis berpendapat bahwa dizaman modern ini diplomasi sudah berkembang pesat hingga muncul berbagai tipe-tipe diplomasi. Tentu saja tipe-tipe diplomasi ini sudah ada sejak zaman Perang Dunia I hingga Perang Dingin. Namun tipe-tipe diplomasi ini sudah berkembang dan tidak sepenuhnya sama dengan diplomasi dizaman dahulu. Tipe-tipe diplomasi juga memiliki peran dan fungsi yang berbeda-beda dalam menjalankan hubungan internasional serta terdapat kekurangan dan kelebihan. Sebagai contoh kekurangan dari masalah ratifikasi perjanjian oleh pihak legislatif dalam faktor yang membantu terwujudnya kontrol demokratis atas diplomasi. Faktor ini menarik perhatian seluruh dunia ketika terjadinya penolakan Senat Amerika untuk meratifikasi Treaty of Versailles. Dalam pembentukan perjanjian itu Presiden Woodrow Wilson yang terkenal dengan bersemangatnya dalam hal diplomasi terbuka, telah mengambil bagian yang sangat penting. Tetapi ironinya adalah bahwa pada saat ia merupakan eksponen utama gagasan “perjanjian terbuka yang dicapai secara terbuka”, ia tidak melakukan perundingannya secara terbuka, dan dalam beberapa fase mengambil cara yang sangat rahasia. Senat tidak mengetahui berbagai tahap negosiasi yang dilakukan Wilson. Akibatnya adalah ketika Treaty of Versailles yang didalamnya disertakan Piagam LBB diajukan kepada Senat, Senat menolak menandatanganinya dengan alasan bahwa ia khawatir bahwa ratifikasinya akan terlalu banyak melibatkan Amerika ke dalam politik internasional yang menurut mayoritas anggota Senat, tidak vital bagi kepentingan nasional negara itu.  Dari contoh kasus diatas kita dapat menyimpulkan bahwa secara teoritis lembaga legislatif selalu mempunyai kekuasaan ini. Tetapi kenyataannya tidak membuktikan hal itu.

Sumber :
Roy, S.L. 1991. Diplomasi. Jakarta. Rajawali.
https://www.scribd.com/mobile/doc/209179609/Tipe-Tipe-Diplomasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar