Kamis, 22 September 2016

Propaganda dan Diplomasi - Lathifah Irbah Nooraini (2014230071)



Propaganda dan Diplomasi
 
Propaganda Dan Diplomasi merupakan dua hal vital dalam sarana hubungan internasional. Hubungan internasional merupakan hal yang penting, Hal ini dikarenakan adanya interdependensi dan sikap saling membutuhkan antar Negara. Kondisi interdependensi terjadi di berbagai bidang baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial-budaya maupun pertahanan. Selain itu karena, adanya hal yang membutuhkan kerja sama antar Negara, seperti : menangani masalah kemiskinan global, mengatasi kejahatan transnasional maupun memenuhi kebutuhan atau kepentingan dari Negara yang terkait. 

A.    Propaganda
Kata propaganda berasal dari bahasa latin propagare yang berarti perluasan atau penyebaran. Propaganda adalah pesan yang disebarkan untuk mempengaruhi si penerima pesan. Menurut Harold D. Laswell, propaganda merupakan teknik untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, baik berupa tulisan, gambar, musik, dan percakapan. Propaganda merupakan hal yang sulit diraba, karena sifatnya yang tidak langsung dan membutuhkan proses. Keampuhan dari propaganda diwujudkan dalam opini publik dan menjadi opini internasional. Karena itu propaganda diakui sebagai sarana yang paling ampuh dalam menanamkan pengaruh. Terdapat beberapa jenis propaganda, yaitu :
1.      Name-calling, yaitu pemberian label
2.      Glittering generalities, yaitu penghubungan dengan ‘kata baik’
3.      Transfer, yaitu peminjaman ketenaran
4.      Testimonial, yaitu pemberian kesaksian baik maupun buruk
5.      Plain-folk, pemberian identifikasi
6.      Card stacking, yaitu penonjolan hal-hal baik
7.      Bandwagon technique, yaitu pemberian keyakina terhadap sesuatu
8.      Reputable mouthpiece, yaitu pemberian sanjungan tidak sesuai fakta
9.      Using all forms of persuation, yaitu penggunaan persuasi

B.     Diplomasi
Merupakan pembentukan hubungan antar Negara melalui perwakilan resmi untuk melakukan pembicaraan, diskusi, dan hal semacamnya. Diplomasi juga merupakan teknik untuk mendapatkan kepentingan nasional di Negara lain. Pelaksanaan diplomasi disesuaikan dengan tuntutan Internasional merupakan keharusan sebagai upaya agar dapat menyesuaikan diri dengan segala perubahan baik perubahan politik dan isu – isu Internasional. Dengan adanya kepiawaian seorang diplomat dalam mengelola dan memahami perubahan situasi global secara kekinian, maka akan memudahkan pencapaian tujuan dan kepentingan nasional negaranya.  Terdapat beberapa macam dari diplomasi, diantaranya :
1.      Diplomasi Bilateral
Adanya hubungan antara dua Negara, yang ditandai dengan pendirian kantor kedutaan, konsulat dan sebagainya. Seperti, Kedutaan besar RI di London, yang menandai adanya hubungan diantara Indonesia-Inggris. Dalam hal ini jika terjadi permasalahan antara kedua belah pihak, dapat dilakukan dengan penarikan duta besar maupun penutupan kedutaan di Negara terkait.
2.      Diplomasi Multilateral
Adanya hubungan antara lebih dari dua Negara, biasanya terjadi dalam acara pertemuan internasional. Seperti Konferensi Asia-Afrika, yang membentuk hubungan antara Indonesia dengan Negara-negara yang tergabung dalam KAA. Masalah-masalah yang dibahas dalam diplomasi multilateral lebih luas dan rumit.
3.      Diplomasi Preventif
Merupakan metode yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah secara damai. aktor-aktor yang aktif berperan dalam diplomasi preventif beragam. Tak hanya PBB saja tetapi juga organisasi regional, pemerintah, media masa, bahkan aktor individu. Namun diplomasi ini tidak selalu berhasil dijalankan (seperti yang terjadi pada konflik di bosnia). Karena dalam diplomasi preventif dibutuhkan hadirnya pihak ketiga yang turut campur tangan dalam penyelesaian konflik sementara negara-negara terkait konflik seringkali merasa bahwa tidak perlu ada pihak ketiga yang mencampuri urusan internal mereka.
4.      Diplomasi Publik
Menurut Jan Mellisan, adalah usaha untuk mempengaruhi orang atau organisasi lain di luar negaranya dengan cara positif sehingga mengubah cara pandang orang tersebut terhadap suatu negara. Jika sebelumnya diplomasi banyak diwarnai isu -isu yang terkait dengan `perang`, kini isu itu semakin bergeser. Perang bukannya tidak ada, tapi isu-isu lain seperti lingkungan, pariwisata, terorisme, kesehatan, dan hak asasi manusia menjadi sasaran dari diplomasi publik.

Kesimpulan
Dalam waktu belakangan ini, Perkembangan diplomasi publik tergolong pesat, yang dipicu oleh kenyataan bahwa upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam diplomasi jalur pertama dianggap kurang memuaskan dalam mengatasi konflik-konflik antarnegara. Kegagalan diplomasi jalur pertama telah mengembangkan pemikiran untuk meningkatkan diplomasi publik sebagai cara alternatif untuk menyelesaikan konflik -konflik antarnegara.
Menurut saya, meskipun diplomasi tradisional kurang memuaskan, diplomasi publik tidak begitu saja menggantikan diplomasi jalur pertama itu, tetapi melengkapi upaya -upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam diplomasi tradisional. Karena,diplomasi publik dapat membuka jalan bagi negosiasi yang dilakukan antarpemerintah, dan memberikan cara pandang yang berbeda terhadap suatu masalah. Karena itu, diperlukan adanya kerjasama antar aktor Negara dan non-negara. Dimana aktor non-negara dapat berinteraksi dengan rekannya di luar negeri dan memberikan masukan dalam menerapkan kebijakan luar negeri.
Adanya propaganda dan diplomasi tak lepas dari sifatnya sebagai sarana hubungan internasional, dimana keduanya dibuat untuk melancarkan kepentingan nasional masing-masing Negara. Terdapat kesamaan antara propaganda dengan diplomasi, yaitu sama-sama bersifat verbal. Adapun perbedaan antara keduanya sebagai berikut :
1.      Propaganda lebih ditujukan kepada rakyat bukan pemerintahnya
2.  Propaganda dilakukan hanya demi kepentingan nasional negara pembuat propaganda dan bukan untuk kepentingan kedua belah negara seperti dalam diplomasi
Namun menurut saya, diplomasi merupakan hal yang lebih bagus dalam mencapai kepentingan nasional, karena adanya kompromi dan negosiasi diantara Negara-negara yang terlibat. Dan dapat mencapai keuntungan bersama, dibanding dengan propaganda, yang tujuannya mencapai kepentingan namun tidak disertai adanya negosiasi dan itu akan merugikan salah satu pihak, dan menguntungkan yang lain. seperti yang dilakukan Amerika pasca peristiwa 9/11, dimana melakukan propaganda terorisme yang mengucilkan islam terutama islam di Amerika, maupun propaganda 3A yang dilakukan Jepang terhadap Indonesia, yang pada awalnya menarik simpati masyarakat Indonesia, namun lama-kelaman menduduki Indonesia dan mulai menjajahnya, yang sangat merugikan bangsa Indonesia.

Daftar Pustaka
Djelantik, Sukawarsini.2008.Diplomasi Antara Teori Dan Praktik.Yogyakarta : Graha Ilmu
Melissen, J.2006.Public Diplomacy Between Theory and Practice. In: J. Noya (ed). The
Present and Future of Public Diplomacy: A European Perspective .California : Rand
Corporation
Nuruddin.2002. Komunikasi Propaganda. Bandung : Rosdakarya.
Roy, S.L.1995.Diplomasi.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada


Tidak ada komentar:

Posting Komentar