Propaganda dan Diplomasi
Propaganda Dan
Diplomasi merupakan dua hal vital dalam sarana hubungan internasional. Hubungan internasional
merupakan hal yang penting, Hal ini dikarenakan adanya interdependensi dan
sikap saling membutuhkan antar Negara. Kondisi interdependensi terjadi di
berbagai bidang baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial-budaya maupun
pertahanan. Selain itu karena, adanya hal yang membutuhkan kerja sama antar
Negara, seperti : menangani masalah kemiskinan global, mengatasi kejahatan
transnasional maupun memenuhi kebutuhan atau kepentingan dari Negara yang
terkait.
A.
Propaganda
Kata
propaganda berasal dari bahasa latin propagare yang berarti perluasan atau
penyebaran. Propaganda adalah pesan yang disebarkan untuk mempengaruhi si
penerima pesan. Menurut Harold D. Laswell, propaganda merupakan teknik untuk
mempengaruhi tingkah laku manusia, baik berupa tulisan, gambar, musik, dan
percakapan. Propaganda merupakan hal yang sulit diraba, karena sifatnya yang
tidak langsung dan membutuhkan proses. Keampuhan dari propaganda diwujudkan
dalam opini publik dan menjadi opini internasional. Karena itu propaganda
diakui sebagai sarana yang paling ampuh dalam menanamkan pengaruh. Terdapat
beberapa jenis propaganda, yaitu :
1. Name-calling, yaitu pemberian label
2. Glittering
generalities, yaitu
penghubungan dengan ‘kata baik’
3. Transfer,
yaitu peminjaman ketenaran
4. Testimonial,
yaitu pemberian kesaksian baik
maupun buruk
5. Plain-folk,
pemberian identifikasi
6. Card
stacking, yaitu penonjolan
hal-hal baik
7. Bandwagon
technique, yaitu
pemberian keyakina terhadap sesuatu
8. Reputable
mouthpiece, yaitu
pemberian sanjungan tidak sesuai fakta
9. Using
all forms of persuation, yaitu
penggunaan persuasi
B.
Diplomasi
Merupakan
pembentukan hubungan antar Negara melalui perwakilan resmi untuk melakukan
pembicaraan, diskusi, dan hal semacamnya. Diplomasi juga merupakan teknik untuk
mendapatkan kepentingan nasional di Negara lain. Pelaksanaan
diplomasi disesuaikan dengan tuntutan Internasional merupakan keharusan sebagai
upaya agar dapat menyesuaikan diri dengan segala perubahan baik perubahan
politik dan isu – isu Internasional. Dengan adanya kepiawaian seorang diplomat
dalam mengelola dan memahami perubahan situasi global secara kekinian, maka
akan memudahkan pencapaian tujuan dan kepentingan nasional negaranya. Terdapat beberapa macam dari diplomasi,
diantaranya :
1. Diplomasi Bilateral
Adanya
hubungan antara dua Negara, yang ditandai dengan pendirian kantor kedutaan,
konsulat dan sebagainya. Seperti, Kedutaan besar RI di London, yang menandai
adanya hubungan diantara Indonesia-Inggris. Dalam hal ini jika terjadi
permasalahan antara kedua belah pihak, dapat dilakukan dengan penarikan duta
besar maupun penutupan kedutaan di Negara terkait.
2. Diplomasi Multilateral
Adanya
hubungan antara lebih dari dua Negara, biasanya terjadi dalam acara pertemuan
internasional. Seperti Konferensi Asia-Afrika, yang membentuk hubungan antara
Indonesia dengan Negara-negara yang tergabung dalam KAA. Masalah-masalah yang
dibahas dalam diplomasi multilateral lebih luas dan rumit.
3. Diplomasi Preventif
Merupakan
metode yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah secara damai. aktor-aktor yang aktif berperan dalam diplomasi preventif
beragam. Tak hanya PBB saja tetapi juga organisasi regional, pemerintah, media
masa, bahkan aktor individu. Namun diplomasi ini tidak selalu berhasil
dijalankan (seperti yang terjadi pada konflik di bosnia). Karena dalam
diplomasi preventif dibutuhkan hadirnya pihak ketiga yang turut campur tangan
dalam penyelesaian konflik sementara negara-negara terkait konflik seringkali
merasa bahwa tidak perlu ada pihak ketiga yang mencampuri urusan internal
mereka.
4. Diplomasi Publik
Menurut
Jan Mellisan, adalah usaha untuk mempengaruhi orang atau
organisasi lain di luar negaranya dengan cara positif sehingga mengubah cara
pandang orang tersebut terhadap suatu negara. Jika
sebelumnya diplomasi banyak diwarnai isu -isu yang terkait dengan `perang`,
kini isu itu semakin bergeser. Perang bukannya tidak ada, tapi isu-isu lain
seperti lingkungan, pariwisata, terorisme, kesehatan, dan hak asasi manusia
menjadi sasaran dari diplomasi publik.
Kesimpulan
Dalam waktu belakangan ini, Perkembangan diplomasi
publik tergolong pesat, yang dipicu oleh kenyataan bahwa upaya-upaya yang
dilakukan oleh pemerintah dalam diplomasi jalur pertama dianggap kurang
memuaskan dalam mengatasi konflik-konflik antarnegara. Kegagalan diplomasi
jalur pertama telah mengembangkan pemikiran untuk meningkatkan diplomasi publik
sebagai cara alternatif untuk menyelesaikan konflik -konflik antarnegara.
Menurut saya, meskipun diplomasi tradisional kurang
memuaskan, diplomasi publik tidak begitu saja menggantikan diplomasi jalur
pertama itu, tetapi melengkapi upaya -upaya yang dilakukan oleh pemerintah
dalam diplomasi tradisional. Karena,diplomasi publik dapat membuka jalan bagi
negosiasi yang dilakukan antarpemerintah, dan memberikan cara pandang yang
berbeda terhadap suatu masalah. Karena itu, diperlukan adanya kerjasama antar
aktor Negara dan non-negara. Dimana aktor non-negara dapat berinteraksi dengan
rekannya di luar negeri dan memberikan masukan dalam menerapkan kebijakan luar
negeri.
Adanya propaganda dan diplomasi tak lepas dari
sifatnya sebagai sarana hubungan internasional, dimana keduanya dibuat untuk
melancarkan kepentingan nasional masing-masing Negara. Terdapat
kesamaan antara propaganda dengan diplomasi, yaitu sama-sama bersifat verbal. Adapun
perbedaan antara keduanya sebagai berikut :
2. Propaganda dilakukan hanya demi kepentingan
nasional negara pembuat propaganda dan bukan untuk kepentingan kedua belah
negara seperti dalam diplomasi
Namun menurut
saya, diplomasi merupakan hal yang lebih bagus dalam mencapai kepentingan nasional,
karena adanya kompromi dan negosiasi diantara Negara-negara yang terlibat. Dan
dapat mencapai keuntungan bersama, dibanding dengan propaganda, yang tujuannya
mencapai kepentingan namun tidak disertai adanya negosiasi dan itu akan
merugikan salah satu pihak, dan menguntungkan yang lain. seperti yang dilakukan
Amerika pasca peristiwa 9/11, dimana melakukan propaganda terorisme yang
mengucilkan islam terutama islam di Amerika, maupun propaganda 3A yang
dilakukan Jepang terhadap Indonesia, yang pada awalnya menarik simpati
masyarakat Indonesia, namun lama-kelaman menduduki Indonesia dan mulai
menjajahnya, yang sangat merugikan bangsa Indonesia.
Daftar
Pustaka
Djelantik,
Sukawarsini.2008.Diplomasi Antara Teori
Dan Praktik.Yogyakarta : Graha Ilmu
Melissen, J.2006.Public Diplomacy Between Theory and Practice.
In: J. Noya (ed). The
Present and Future of Public
Diplomacy: A European Perspective .California
: Rand
Corporation
Nuruddin.2002. Komunikasi
Propaganda. Bandung : Rosdakarya.
Roy, S.L.1995.Diplomasi.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar