Propaganda
dan Diplomasi
Propaganda
menurut Terrence Qualter yaitu “ usaha yang disengaja oleh beberapa individu
atau kelompok melalui pemakaian instrumen komunikasi dengan maksud bahwa pada
situasi tertentu reaksi dari mereka yang dipengaruhi adalah seperti apa yang
diinginkan oleh sang propagandis ” propaganda di diplomasi digunakan sebagai
tindakan atau salah satu alat untuk mencapai tujuan tujuan yang diinginkan, sang
propagandis juga harus didukung dengan
pengetahuan tentang psikologi manusia dan dituju sebagai sasaran propaganda
untuk menghasilkan propaganda yang tepat untuk diplomasi karna bila tidak
sesuai akan mengakibatkan sebaliknya dari hasil yang diinginkan.
Ada
beberapa teknik yang digunakan untuk propaganda yaitu :
1. Name
Calling : memberikan sebuah ide atau label yang buruk, agar orang menolak dan
menyangsingkan ide tertentu tanpa memeriksa terlebih dahulu
2. Glittering
Generalities : mengasosiasikan sesuatu dengan suatu “ kata bijak” untuk membuat
kita menerima dan menyetujui hal itu tanpa memeriksa
3. Transfer
: meliputi kekuasaan, sanksi, dan pengaruh sesuatu yang lebih dihormati serta
dipuja dari hal lain agar membuat “ sesuatu yang diterima”
4. Testimonials
: perkataan manusia yang dihormati atau dibenci bahwa ide atau program adalah
baik atau buruk
5. Plain
folk : memeberi indentifikasi terhadap suatu ide
6. Card
Stacking :seleksi dan kegunaan fakta/ kepalsuan, ilustrasi atau kebingungan dan
masuk akal / tidak suatu perkan kemungnyataan agar memeberikan kemungkinan
terburuk maupun terbaik untuk suata gagasan, program,manuasia dan barang
7. Bandwagon
technique : menggembor gemborkan sukses
8. Reputable
Mounthpiece : mengemukakan sesuatu yang tidak sesuai kenyataan
9. Using
All Forms of Persuations : untuk mendpatkan simpati masyarakat
Untuk mencapai tujuan dalam propaganda
memerlukan media untuk menyebarkan luaskan propaganda tersebut. Yaitu melalui :
media massa, buku, film, selembaran. Bisa dilakukan memalui propaganda
tersembunyi dan terbuka.
Dari rangkuman di atas penulis berpendapat
bahwa propaganda dalam diplomasi walaupun diperbolehkan tapi lebih baik tidak
dilakukan, banyak kegiatan propaganda yang dilakukan hanya menyebarkan
kebohongan dan merupakan salah satu cara licik untuk mendapatkan kepentingan.
Kadang propaganda juga bisa di gunakan untuk membuat suatu pertikaian/
pertentangan yang akan akhirnya menyulut perperangan. Salah satu contohnya
adalah telegram Elms-nya mengubah isi untuk membakar pendapat umum baik Prancis
maupun Prussia yang akhirnya menjadi perang tahun 1870-1871. Namun demikian
propaganda bisa menjadi instrumen yang tepat dalam berdiplomasi selama itu
dijadikan secara fair dan tidak berisi semua kebohongan serta tidak berujung
pertikaian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar