Kamis, 22 September 2016

Propaganda dan Diplomasi - Adela Putri (2014230073)



Propaganda dan Diplomasi

Propaganda menurut Terrence Qualter yaitu “ usaha yang disengaja oleh beberapa individu atau kelompok melalui pemakaian instrumen komunikasi dengan maksud bahwa pada situasi tertentu reaksi dari mereka yang dipengaruhi adalah seperti apa yang diinginkan oleh sang propagandis ” propaganda di diplomasi digunakan sebagai tindakan atau salah satu alat untuk mencapai tujuan tujuan yang diinginkan, sang propagandis juga harus  didukung dengan pengetahuan tentang psikologi manusia dan dituju sebagai sasaran propaganda untuk menghasilkan propaganda yang tepat untuk diplomasi karna bila tidak sesuai akan mengakibatkan sebaliknya dari hasil yang diinginkan.
Ada beberapa teknik yang digunakan untuk propaganda yaitu :
1.      Name Calling : memberikan sebuah ide atau label yang buruk, agar orang menolak dan menyangsingkan ide tertentu tanpa memeriksa terlebih dahulu
2.      Glittering Generalities : mengasosiasikan sesuatu dengan suatu “ kata bijak” untuk membuat kita menerima dan menyetujui hal itu tanpa memeriksa
3.      Transfer : meliputi kekuasaan, sanksi, dan pengaruh sesuatu yang lebih dihormati serta dipuja dari hal lain agar membuat “ sesuatu yang diterima”
4.      Testimonials : perkataan manusia yang dihormati atau dibenci bahwa ide atau program adalah baik atau buruk
5.      Plain folk : memeberi indentifikasi terhadap suatu ide
6.      Card Stacking :seleksi dan kegunaan fakta/ kepalsuan, ilustrasi atau kebingungan dan masuk akal / tidak suatu perkan kemungnyataan agar memeberikan kemungkinan terburuk maupun terbaik untuk suata gagasan, program,manuasia dan barang
7.      Bandwagon technique : menggembor gemborkan sukses
8.      Reputable Mounthpiece : mengemukakan sesuatu yang tidak sesuai kenyataan
9.      Using All Forms of Persuations : untuk mendpatkan simpati masyarakat
     Untuk mencapai tujuan dalam propaganda memerlukan media untuk menyebarkan luaskan propaganda tersebut. Yaitu melalui : media massa, buku, film, selembaran. Bisa dilakukan memalui propaganda tersembunyi dan terbuka.
     Dari rangkuman di atas penulis berpendapat bahwa propaganda dalam diplomasi walaupun diperbolehkan tapi lebih baik tidak dilakukan, banyak kegiatan propaganda yang dilakukan hanya menyebarkan kebohongan dan merupakan salah satu cara licik untuk mendapatkan kepentingan. Kadang propaganda juga bisa di gunakan untuk membuat suatu pertikaian/ pertentangan yang akan akhirnya menyulut perperangan. Salah satu contohnya adalah telegram Elms-nya mengubah isi untuk membakar pendapat umum baik Prancis maupun Prussia yang akhirnya menjadi perang tahun 1870-1871. Namun demikian propaganda bisa menjadi instrumen yang tepat dalam berdiplomasi selama itu dijadikan secara fair dan tidak berisi semua kebohongan serta tidak berujung pertikaian.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar