Tipe-tipe Diplomasi dan Instrumen Diplomasi
1.
Diplomasi Komersial
Menurut Nicholeson, diplomasi komersial merupakan
diplomsi borjuis atau diplomasi sipil yang didasarkan pada anggapan bahwa
penyelesaian kompromis antara mereka yang berselisih melalui negosisi adalah
“pada umumnya leboh mengutamakan pada penghacuran total musuh-musuh”. Selama
salah satu tujuan utama diplomasi yang bermanfaat adalah untuk berusaha
mencapai persetujuan melalui negosiasi maka konotasi Nicholson tentang
diplomasi borjuis, tak punya sesuatu untuk ditawarkan. Peningkatan kepentingan
nasionl adalah pertimbangan utama diplomasi maka dari itu, akan berhubungan
dengan finansial yang dicapai antar negara. Maka tiap negara berusaha untuk
memperbesar sumber daya ekonominya melalui diplomasi dan cara-cara damai.
Negara-negara kuat juga serig berusaha untuk memperluas pengaruhnya mellui
penanganan tindakan-tindakan ekonomi yang cerdik, bersamaan dengan perdgangan
dengan perniagaan, pemberian sanksi bantuan ekonomi juga telah menjadi alat
diplomasi penting masa kini. Atau disebut juga sebagai diplomasi komersial atau
diplomasi melalui ekonomi. Dapat disimpulkan bahwa diplomasi komersial adalah
sebuah diplomasi yang berkaitan dengan perdagangan dan faktor-faktor ekonomi.
2.
Diplomasi Demokratis
Dengan kelahiran era
diplomasi terbuka, sebuah tipe baru tampaknya telah membuat kemajuan esar. Tipe
diplomasi baru ini disebut sebagai diplomasi demokratis. Disembarang demokasi
penguasa yang berdaulat ditetapkan dalam wakil-wakil rakyat yang dipilih.
Pengontrolan akhir politik luar negri berada pada mereka. Tetapi sampai pada
perang dunia 1 negosiasi diplomatic sering dijadikan rahasia tidak hanya pada
masyarakat umum tetapi juga kepada wakil-wakil terpilih. Hanya beberapa anggota
pemerintah yang berpengaruh saja yang diberi penjelasan rinci dari
persetujuan-pertujuan tersebut. Dengan begitu baik rakyat prancis deokratis
maupun inggris demokratis tak mengetahui ketentuan-ketentuan lengkap dari
aliansi prancis-rusia atau persetujuan yang dicapai antara pwnguasa militer
inggris dan prancis.
Wilson dan para penganju
‘diplomasi terbuka’ memandangnya ahwa adalah kepentingan nasional lebih aman
berada ditangan public daripada beberapa kelompok elit tidak peduli meski
mereka sangat bagus dalam hal seni negosiasi. Tetapi stoessinger mempunyai
beberapa keberatan atas control public terhadap negosiai diplomatic di tiap
tahap. Nicholson dan beberapa penulis barat juga sangat keberatan dengan
pelaksanaan negosiasi secara terbuka dan diketahui umum sepenuhnya .
sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, keyakinan kuat mereka disebabkan oleh
keyakinan bahwa negosiasi terbuka akan tetap berada dijalur perjanjian yang
masuk akal. Faktor terpenting yang membantu terwujudnya control demokratis atas
diplomasi adalah masalah ratifikasi perjanjian oleh pihak legislative.
Nicholson terus menunjukan
beberapa kelemahan alam diplomasi demokratis. Ia berpendapat bahwa apabila
pihak legislative mengingkari persetujuan yang telah ditanda tangani oleh wakil pemerintahnya ,
maka seluruh basis perjanjian internasional akan berada dalam bahaya, dan
akhirnya anarki akan mengikuti. Disini juga perlu dicatat bahwa fleksibelitas
adalah karakteristik utama diplomasi yang efektif. Hal ini menyebabkan diplomat
yang terlibat dalam negosiasi perlu mendapat dukungan penuh dari pemerintahnya
dan ia harus yakin bahwa setiap
persetujuan yang dimasuki akan dihormati dinegrinya.
3.
Diplomasi Totaliter
Totaliterianisme modern
muncul setelah PD1, pertumbuhannya disebabkan oleh berbagai faktor antara lain
nasionalisme ekstrim, nasionalisme ekonomi dan pertimbangan ideologis adalah
yang paling vital dalam mengembangkan kecendrungan totaliter. Nasionalisme
ekstrim berbicara tentang pemujaan patriotism dan loyalitas kepada negara
berapapun harga pengorbanannya.
Nicholson dan para ahli
barat lainnya telah menyatakan beberapa sifat khusu diplomasi totaliter. Salah
satu segi yang menonjol adalah bahwa di negara totaliter pembuatan keputusan
tak berada di bawah pengawasan rakyat. 1 orang atau 1 kelompok kecil bisa
mengambil keputusan akhir dalam segala hal dan dalam waktu yang begitu singkat.
Oleh karna itu diplomasi ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan
dibandingkan diplomasi demokratis.
Kelebihan diplomasi
totaliter adalah karena hanya diawasi oleh penguasa tunggal yang tak tunduk
pada pengawasan lembaga yang lebih besar dan oleh karenanya diplomat mengetahui
dengan tepat seberapa jauh ia bisa memberi atau mengakomodasi pandangan pihak
lain.
Dalam negara totaliter,
kekuasaan tertinggi ditetapkan pada satu orang atau sangat sedikit orang,
mereka bisa mengambil keputusan dengan cepat mengenai suatu masalah tanpa ada
debat legislative atau forum luas lainnya. Kekurangannya diplomat negara
totaliter harus mematuhi instruksi yang diberikan oleh penguasa atasannya, ia
kurang mempunyai kesempatan untuk bertindak luas dalam melakukan pendekatan
pada saat perundingan, ini juga bisa menghalangi keberhasilan perundingan.
4.
Diplomasi Melalui Konferensi
Diplomasi melalui konferensi
secara bertahap muncul menjadi model mulai awal abad 20 . koferensi Hague tahun
1899 dan 1907 bisa dianggap oleh sebagian orang sebagai contoh awal diplomasi
konferensi. Diplomasi multilateral atau
palementer merupakan tipe diplomasi konferensi. Bentuk negosiasi antar bangsa
ini mempunyai keistimewaan teretentu yang tak dipunyai oleh diplomasi model
lama yang dilakukan secara bilateral.
Bentuk parlementer diplomasi
multilateral ini muncul sesudah PD1 dalam bentuk LBB dan muncul lagi sesudah PD2
dalam bentuk PBB. Bentuk parlementer dari diplomasi multilateral, sebagai
menurut konotasi biasanya mengikuti prosedur dan teknik yang umumnya digunakan
oleh badan legislative dari negara negara demokrasi, seperti debat umum,
pemungutan suara, laporan komisi, dsb.
5.
Diplomasi Diam Diam
Diplomasi ini sangat erat
dikaitkan dengan diplomasi PBB sebagaimana diplomasi rahasia dan terbuka
mewakili dua jenis diplomasi yang berlawanan dan dipraktekan oleh
negara-negara, begitupun diplomasi public dan diplomasi diam mewakili dua jenis
berbeda dari diplomasi yang dipraktekan di PBB. Tetapi diplomasi rahasia dan
terbuka menjadi milik 2 kutub yang berlawanan, maka diplomasi diam dan public
tak begitu saling berlawanan, justru mereka saling melengkapi. Diplomasi diam
diam adalah suatu tipe baru diplomasi yang telah dikembangkan dengan
pertumbuhan dan perkembangan PBB, Stoessinger berkata diplomasi diam diam, PBB
telah menunjukan bahwa pada zaman “perjanjian terbuka dicapai secara terbuka” ,
tipe strategi diplomatic yang lebih kuno bisa membuat kontribusi yang lebih
penting.
Versi modern diplomasi
rahasia telah merupakan hasil langsung kegagalan multilateralisme bar. Tapi
diplomasi diam diam bukanlah diplomasi rahasia tetapi tipe strategi diplomatic
lama dalam bentuk baru. Ia samasekali merupakan tipe baru diplomasi dimana
pertukaran pandangan diam diam oleh para wakil negara-negara terjadi, sering
melalui jabatan penting sekertaris jendral organisasi dunia, diluar kemilau
publisitas. Diplomasi diam-diam, seperti
diplomasi public adalah perkembangan cara cara diplomasi tersendiri dalam PBB.
Keberhasian diplomasi di PBB banyak bergantung pada keberhasilan percampuran
dua tipe diplomasi ini.
6.
Diplomasi Preventif
Mempunyai kedudukan penting khusus pada kasus-kasus dimana konflik
permulaan bisa dikatakan sebagai akibat dari, atau secara tidak sengaja
menimbulkan resiko bagi, terciptanya suatu kekosongan kekuasaan diantara blok
blok utama. Tindakan pencegahan dalam kasus-kasus seperti itu harus ditujukan
untuk mengisi kekosongan sehingga ia tak memancing tindakan dari negara negara
besar, inisiatif bagi tindakan tersebut bisa dilakukan untuk tujuan pencegahan,
tapi sebaliknya bisa mengakibatkan tindakan balasan dari pihak lain. Cara-cara
dimana kekosongan itu bisa di isi oleh PBB untuk mencegah gagasan seperti itu
berbeda dari kasus perkasus, tapi juga mempunyai
persamaan dalam hal ini. Sementara dan seraya dalam menantikan penantian
kekosongan itu melalui cara-cara yang normal, PBB menjalankan perananya atas
non komitmennya kepada blok apa pun, untuk memberikan jaminan yang mungkin bisa
diberikan dalam hubungan dengan semua pihak terhadap inisiatif dari yang lain.
Hammarskjold juga berpendapat bahwa diplomasi perventif menggabungkan
elemen-elemen diplomasi publik dan dilpomasi diam-diam.
Inis Clude Jr. Menggambarkan
diplomasi preventif dalam kata-kata berikut “ ia merupakan fungsi penetral,
untuk dijalankan oleh negara-negara yang sikap tidak memihaknya dalam perang
dingin diimbangi oleh komitmen untuk membuat PBB sebagai penyeimbang hubungan
internasional yang efektif dalam era perang dingin.
7.
Diplomasi
Sumberdaya
Diplomasi
sumberdaya bisa diterapkan oleh negara-negara yang mempunyai bahan-bahan
seperti, batu bara, besi, minyak, uranium dan sebagainya. Apabila negara-negara
ini kuat dan maju dalam bidang industri, mereka bisa lebih memperkuat kemampuan
industri dan militernyadangan memanfaatkan sumberdayanya sebaik mungkin.tapi
apa bila negara ini belum maju, mereka bisa berusaha untuk memperoleh
keuntungan dari negara-negara industri yang membutuhkan bahan-bahan tersebut.
Sebagai gantinya mereka memberikan harga tinggi atau fasilitas-fasilitas
lainnya. Negara-negara yang memiliki bahan strategis itu bisa memperoleh
keuntungan apabila mereka membentuk front bersama.
Minyak
yang sampai sekarang masih merupakan sumber energi utama, dengan demikin
membuat banyak pengaruh pada politik dunia. Inilah mengapa sebabnya mengapa
dalam era diplomastik dunia sekarang minyak memainkan peranan sedemikian
penting dan diplomasi minyak telah menjadi bagian proses diplomatiknya yang
terkenal.
Instrumen Diplomasi
Menurut Kutlya, ini bisa
dilakukan dengan penerapan satu atau kombinasi beberapa prinsip dari empat
prinsip utama instrumen diplomasi adalah sama, dana, danda, bedha – persamaan
atau negosiasi, memberi hadiah atau konsensi, menciptakan perselisihan,
mengancam atau menggunakan kekukatan nyata. Para penulis moderen menyatakan bahwa
dalam rangka mencapai tujuan diplomatiknya, suatau negara menjalankan tiga
model tingkah laku yaitu, cooperation, accomodation, dan opposition (
kerjasama, penyesuaian, dan penentangan). Kerjasama dan penyasuaian dilakukan
secara negosisasi yang membuahkan hasil, apabila negosiasi gagal mencapai
tujuan melalui cara damai, penentangan dalam berbagai bentuk termasuk
penggunakan kekuatan diambil sebagai ganti. Meski bedha atau memuat
perselisihan atau memecah belah tidak memperoleh cukup pengakuan sebagai suatu
instrumen diplomasi yang penting dari penulis barat, tetapi manfaatnya tidak
bisa dipungkiri. Ini bisa dianggap sarana yang penting dan bisa dipakai oleh
diplomasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar