Kamis, 22 September 2016

Propaganda dan Diplomasi - Dharmanto Wicaksono (2014230081)



Propaganda dan Diplomasi
            Kali ini saya akan membahas tentang propaganda dan diplomasi, sebelum membahas lebih lanjut saya akan mencoba menjelaskan apa itu propaganda terlebih dahulu. Propaganda menurut Terence Qualter, merupakan suatu usaha yang disengaja oleh beberapa individu atau kelompok, melalui pemakaisan untrumen komunikasi dengan maksud bahwa pada situasi tertentu reaksi dari mereka yang dipengaruhi adalah seperti apa yang diinginkan oleh sang propagandis. Dalam definisi ini dapat terlihat bahwa tujuan dari propaganda adalah untuk mengubah sikap, opini, dan tingkah laku pihak lain dengan menggugakan metode komunikasi. Sebagai contoh salah satu propaganda terbesar yaitu ketika muslim dikaitkan dengan teroris. Propaganda ini dibuat oleh Amerika Serikat setelah peristiwa pengeboman gedung WTC, AS menyerukan War on Terror kepada dunia dan Negara-negara muslim dijadikan kambing hitam. Propaganda AS tersebut membuat masyarakat dunia berfikir bahwa Negara-negara di Timur Tengah khususnya Negara-negara  muslim dianggap sebagai negara pendukung terroris.
Propaganda tidak hanya dilakukan sang propagandis secara langsung seperti contoh di atas. Propaganda juga dapat dilakukan dengan metode lain seperti surat kabar, radio, hingga film. Sebagai contoh, setelah munculnya isu terrorisme pada tahun 2011, AS kemudian juga membuat film yang berjudul American Sniper, dalam film tersebut terdapat propaganda yang menceritakan kisah seorang penembak jitu yang berasal dari AS sedang menjalankan tugasnya di Irak. Dalam film tersebut dapat terlihat adegan dimana seorang perempuan Irak yang menggunakan hijab memberikan geranat kepada seorang anak kecil dan memerintahkannya berlari kearah tentara AS, namun anak kecil tersebut berhasil ditembak oleh tentara AS, kemudian perempuan tersebut mengambil kembali geranat yang terjatuh dan berusaha meledakannya yang menyebabkan tentara AS membunuh anak itu. Masih banyak lagi kekerasan yang dilakukan orang Irak dalam film ini. Propaganda dalam film tersebut berhasil membuat masyarakat dunia khususnya masyarakat Amerika dan Eropa menjadi lebih benci terhadap Negara-negara Muslim di Timur Tengah.
            Setelah kita membahas apa itu propaganda, kita dapat memahami bahwa masyarakat pada umumnya tidak terlalu perduli terhadap isu politik yang tidak mempengaruhi kehidupan sehari-harinya dan hanya kaum elit politiklah yang terlibat. Tetapi dengan adanya propaganda. Masyarakat dapat dipengaruhi melalui sistem komunikasi oleh sang propagandis. Dalam diplomasi, propaganda juga dapat digunakan sebagai salah satu instrument yang cukup kuat, karena ketika propaganda berhasil mempengaruhi pendapat masyarakat, maka tindakan yang dilakukan untuk mendapatkan kepentingan sang propagandis akan lebih mudah karena adanya dukungan dari masyarakat dunia.
            Saya akan memberikan contoh kasus diplomasi yang menggunakan propaganda, yaitu ketika Amerika Serikat melakukan Intervensi ke Negara-negara di Timur Tengah. Seperti yang terjadi pada awal konflik Suriah ketika muncul kelompok pemberontak di Suriah, AS melihat bawa kelompok tersebut pro dengan barat tidak seperti pemimpin mereka Bashar Assad yang lebih dekat dengan Russia. Oleh karena itu AS menyebarkan propaganda yang membuat Bashar Assad dapat terlihat bersalah di hadapan masyarakat dunia, agar ketika AS membantu kelompok oposisi untuk menggulingkan rezim Bashar Assad, masyarakat dunia berfikir bahwa yang dilakukan AS itu hal yang benar. AS sendiri menggunakan media andalannya yaitu CNN sebagai alat propagandanya melalui berita-berita yang menyudutkan Bashar Assad. Sebagai contoh ketika terjadi ledakan bom di kota Homs, CNN langsung menurunkan beritanya dengan menempatkan Bashar Assad sebagai pelaku pengeboman, padahal belum ada yang tau persis apakah itu perbuatan Bashar Assad atau perbuatan kelompok oposisi. Dengan cara sepeti itu akhirnya Bassar Assad akan terlihat kejam dimata dunia, yang akhirnya AS mendapat dukungan untuk melakukan intervensi terhadap Suriah untuk membantu pasukan oposisi menggulingkan rezim Bashar Assad dengan alansan hak asasi manusia.
            Menanggapi contoh kasus di atas bagaimana AS melakukan intervensi ke Suriah, dapat kita lihat bahwa adanya perpaduan antara propaganda dan diplomasi, dan bagaimana propaganda menjadi intrumen yang sangat kuat untuk diplomasi. Propaganda yang dilakukan untuk diplomasi, bila dilakukan dengan cara yang halus dan cerdik maka akan sangat efektif digunakan. Seperti pada kasus diatas bagaimana AS menggunakan CNN untuk menyebarkan berita yang menyudutkan Bashar Assad yang padahal belum tau benar atau tidaknya. Tetapi pengaruh media sangat besar untuk merubah opini masyarakat, sehingga AS yang sebelumnya tidak bisa melakukan intervensi, setelah mendapat dukungan masyarakat karena kekejaman Bashar Assad, AS menjadi punya alasan kemanusiaan untuk melakukan intervensi di Suriah. Sebenarnya kejadian ini sama dengan apa yang terjadi di Irak dengan alasan nuklirnya, dan juga di Libya dengan alasan yang sama dengan Suriah, yaitu alasan kemanusiaan. Dengan melakukan propaganda seperti ini, akan sangat mudah bagi AS daripada harus melakukan negosiasi dengan Negara lain agar mendapat persetujuan untuk melakukan intervensi.

REFERENSI
Roy, S.L. 1991. Diplomasi. Rajawali, Press. Jakarta.
Burdah, Ibnu. 2008. Konflik Timur Tengah: Aktor, Isu, dan Dimensi Konflik. Tiara Wacana. Yogyakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar